"Saya berharap Pertamina untuk betul-betul mengendalikan volumenya supaya APBN tidak terpukul," kata Sri Mulyani di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (10/8/2022).
Dia mencatat, penyaluran Pertalite sudah di atas 50 persen per Juli 2022 dari kuota yang ditetapkan.
Baca Juga:
Pemerintah Siapkan Regulasi Lanjutan untuk Jaga Momentum Pertumbuhan 2026
Selain kuota penyaluran BBM subsidi, APBN untuk subsidi juga mendapatkan tekanan dari kenaikan harga minyak mentah dunia.
Padahal, asumsi harga minyak mentah dalam APBN 2022 dipatok berkisar USD 100 per barel.
"Tapi, kemarin sempat pernah USD 130 per barel. Itu juga akan menambah tekanan APBN," ujarnya.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Musnahkan 214,84 Ton Narkoba Senilai Rp29 Triliun di Mabes Polri
Terakhir, ujar Sri Mulyani, APBN juga mengalami tekanan akibat pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD).
"Nilai tukar agak berbeda kemarin 14.450 per dolar AS sekarang sudah mendekati Rp 14.700 per dolar AS. Itu semua memberikan tekan lan pada APBN kita dI 2022 ini," pungkas Sri Mulyani. [jat]