Konsumelistrik.com | Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Hendriansyah di Palembang, mengatakan, pemprov terus mendorong pengembangan EBT panas bumi setelah resmi beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Rantau Dedap di Kabupaten Muara Enim pada Desember 2021.
Provinsi Sumatera Selatan berpotensi untuk terus mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) panas bumi karena memiliki sejumlah kawasan pegunungan di Pagaralam dan Lahat yang diperkirakan memiliki sumber daya alam tersebut.
Baca Juga:
PLN Gandeng PGE Bentuk Konsorsium Kembangkan Pembangkit Listrik Panas Bumi
Sebelumnya, di Sumsel sudah berdiri PLTP Lumut Balai berkapasitas 55 MW milik Pertamina Geothermal Energy (PGE) di Kabupaten Muara Enim.
“Untuk panas bumi ini bisa dikembangkan lagi di Sumsel terutama di lokasi-lokasi yang dekat pegunungan,” kata dia, Sabtu (26/2/2022).
Asalkan didukung oleh hasil studi dan ada investor yang mau menggarapnya, bukan tak mungkin Sumsel menjadi sumber EBT panas bumi terbanyak di Tanah Air.
Baca Juga:
PLN Gandeng PGE Bentuk Konsorsium Kembangkan Pembangkit Listrik Panas Bumi
Direktur Eksekutif PT Supreme Energy Rantau Dedap Nisriyanto mengatakan proyek Rantau Dedap merupakan proyek panas bumi yang sangat menantang karena konstruksi dilakukan di area berketinggian 2.600 meter di atas permukaan laut.
Energi panas bumi ini umumnya berada di daerah pegunungan, yang secara otomatis merupakan kawasan remote area sehingga perusahaan harus membangun akses jalan sejauh 40-50 kilometer.
Proyek ini diawali melalui studi pada 2008 yang membuat kesimpulan bahwa ada energi panas bumi yang terkandung di Muara Enim, Lahat dan Pagaralam.
Lalu pada 2012 dibuat perjanjian dengan PLN, untuk kemudian dilanjutkan dengan konstruksi pada 2013. Perusahaan menginvestasikan dana senilai Rp10 triliun.
“Kami membangun PLTP ini sebagai wujud komitmen untuk membangun pembangkit ramah lingkungan,” kata dia.
Saat ini energi dari PLTP Rantau Dedap sudah terkoneksi dengan jaringan 75 KV milik PLN yang menambah keandalan listrik untuk wilayah Sumatera Bagian Selatan.
Produksi listrik 91,2 MW itu disalurkan ke Gardu Induk PLN Lumut Balai sehingga langsung terhubung ke jaringan listrik Lahat.
Setelah masuk ke jaringan tersebut maka secara otomatis suplai dari PLTP Rantau Dedap ini mendukung tol interkoneksi milik PLN yang membentang dari Utara ke Selatan wilayah Sumatera Bagian Selatan. [tum]