Konsumenlistrik.com | PT PLN (Persero) melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Hybrid Nusa Penida dan relokasi Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Grati ke Pesanggaran, Bali.
Penambahan dua pembangkit ini bakal meningkatkan keandalan pasokan listrik Bali demi menyukseskan pelaksanaan KTT G20.
Baca Juga:
Prabowo Tegaskan Komitmen Indonesia pada Pembangunan Berkelanjutan dan Transisi Energi
Selain itu, juga menjadi salah satu showcase yang akan diperlihatkan kepada dunia melalui KTT G20 untuk menunjukkan PLN siap mengawal transisi energi Indonesia menuju era energi baru dan terbarukan (EBT).
Acara groundbreaking dilakukan langsung oleh Gubernur Bali Wayan Koster bersama Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo serta disaksikan langsung oleh Kepala Kejaksaan Tinggi Bali Ade T Sutiawarman dan Kepala Kepolisian Daerah Bali Irjen Pol I Putu Jayan Danu Putra di Pesanggaran, Bali.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, kesuksesan penyelenggaraan G20 Indonesia akan menjadi bukti keandalan listrik PLN dalam mendukung kegiatan berstandar dunia. Oleh karena itu, PLN harus melakukan persiapan yang matang, terutama dari sisi pembangkit hingga transmisi, sampai ke venue acara.
Baca Juga:
Prabowo Ungkap RI Pindahkan Ibu Kota Karena Naiknya Permukaan Laut Naik Tiap Tahun
Saat ini total daya mampu kelistrikan Bali sebesar 1.322 megawatt (MW). Dengan perkiraan beban puncak saat KTT G20 sebesar 970 MW, maka listrik Bali masih memiki cadangan sebesar 341,1 MW atau 25,9 persen.
“Dalam menghadapi KTT G20 memang demand-nya bertambah. Saat ini 770 MW saat KTT G20 akan naik menjadi 970 MW. Sistem aman, tapi belum benar-benar aman untuk itu arahan Pak Gubernur kita tambah relokasi dua unit PLTG berkapasitas total 200 MW dan PLTS Hybrid berkapasitas 3,5 MW. Kami berharap dengan kehadiran dua pembangkit ini bakal makin memperkuat pasokan listrik Bali,” ucap Darmawan, dalam keterangan resmi, Jumat
PLTS Hybrid Nusa Penida akan dibangun di atas lahan seluas 4,5 hektare (ha) milik PT Indonesia Power (IP) di Desa Suana, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali. Dengan hadirnya PLTS Hybrid ini nantinya akan turut menurunkan emisi karbon sebesar 3.200 ton CO2 per tahun.
Saat ini, PLTS Hybrid Nusa Penida sudah dalam proses pelelangan umum EPC dan telah memasuki tahap penandatanganan kontrak. Proyek berkapasitas 3,5 MW ini direncanakan beroperasi komersial pada Oktober 2022.
Sedangkan proses pekerjaan relokasi PLTG Grati Blok 1 dengan kapasitas 2 X 100 MW ke Pesanggaran direncanakan selesai pada Oktober 2022 untuk unit pertama, dan unit kedua pada 2023.
Proyek ini akan dibangun di atas lahan seluas 1,9 ha milik Pemda Bali dan milik IP. Adapun saat ini progres pekerjaan relokasi tersebut dalam tahap site preparation dan siap dilakukan erection.
Darmawan menjelaskan, kedua pembangkit ini masuk ke dalam program PLN untuk mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) dalam rangka memenuhi kebutuhan pasokan tenaga listrik dan mengurangi pemakaian bahan bakar minyak (BBM).
“Program ini juga dilaksanakan untuk mendukung target pemerintah perihal bauran energi terbarukan yang ditargetkan mencapai 23 persen pada 2025,” terangnya.
Darmawan mengapresiasi dukungan dan kerja sama yang dilakukan dengan Pemerintah Provinsi Bali sehingga proses relokasi dan pembangunan pembangkit dapat terealisasi.
“Proyek ini tidak mungkin terlaksana kalau ini hanyalah inisatifnya dari PLN. Inisatif dari Pak Gubernur Bali dan kami hanya menjalankan. Secara kebijakan Pak Gubernur mendukung hingga pengadaan tanah dan semua proses bisnis yang tadinya kompleks dengan Pak Gubernur hadir langsung disederhanakan,” ujar Darmawan.
Senada dalam mendukung penggunaan energi bersih, Gubernur Bali Wayan Koster mengapresiasi PLN yang memperkuat listrik Pulau Dewata dengan energi ramah lingkungan. Ia juga berharap agar semua pembangkit listrik di Bali yang menggunakan bahan bakar fosil batu bara segera ditranformasi menggunakan energi bersih.
“Dalam hal ini membuat udara kita bersih, udara bersih itu salah satu sumber polusinya adalah bahan bakar fosil, maka itu hal yang utama adalah pembangkit harus menggunakan energi bersih,” jelas Koster.
Pada KTT G20 di Bali, lanjut dia, Presiden sudah meng endorse tiga fokus tema, pertama arsitektur kesehatan, kedua teknologi digital, dan ketiga transisi energi bersih.
“Sehingga Pak Presiden mendorong dalam G20 ada showcase tentang energi bersih, maka terima kasih PLN melakukan relokasi ini, dan ini harus dengan time table yang sangat ketat. Selain itu, penerangan jalan umum dan juga kendaraan listrik selama KTT G20 diwarnai dengan sejumlah kegiatan terkait dengan energi bersih,” tutup Koster. [tum]