Pada Mei 2021, keadaan darurat diumumkan di sejumlah negara bagian AS setelah peretas menyebabkan jaringan pipa minyak yang vital ditutup. Serangan ini tidak dilakukan oleh peretas pemerintah Rusia, melainkan oleh kelompok ransomware DarkSide yang diduga berbasis di Rusia.
Perusahaan pipa tersebut mengaku membayar hacker sebesar US$ 4,4 juta dalam Bitcoin yang sulit dilacak, untuk mendapatkan kembali sistem komputer dan berjalan.
Baca Juga:
Komnas HAM Kutuk Israel Atas Serangan di Lebanon yang Melukai 2 Prajurit TNI
Beberapa minggu kemudian pasokan daging terpengaruh ketika ransomware lain bernama REvil menyerang pengolah daging sapi terbesar di dunia JBS
Salah satu ketakutan besar para ahli tentang kemampuan dunia maya Rusia adalah bahwa Kremlin dapat menginstruksikan kelompok kejahatan dunia maya untuk mengkoordinasikan serangan terhadap target AS demi memaksimalkan gangguan.
"Manfaat menginstruksikan penjahat dunia maya untuk melakukan serangan ransomware adalah kekacauan umum yang dapat mereka timbulkan. Dalam jumlah yang cukup besar mereka dapat menyebabkan kerusakan ekonomi yang serius," kata Woodward. [tum]