Konsumenlistrik.WahanaNews.co | PT PLN (Persero) menunjukkan keseriusannya dalam melakukan transisi energi di sektor ketenagalistrikan.
PLN mengembangkan kapasitas teknis dan sumber daya manusia dengan membentuk organisasi khusus yaitu Divisi Energy Transition and Sustainability. Divisi ini merupakan kebijakan strategis korporat dalam mengelola secara menyeluruh upaya penurunan emisi karbon di semua proses bisnis PLN.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
“Unit ini diawasi langsung oleh Direksi dan mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan strategi dan melacak pelaksanaan inisiatif transisi energi,” tutur Direktur Legal dan Manajemen Human Capital PLN, Yusuf Didi Setiarto.
Di sela forum COP27, Jumat (11/11) diwakili oleh Executive Vice President Energy Transition and Sustainibility, Kamia Handayani menjelaskan untuk mendukung kebijakan strategis dalam menghadapi perubahan iklim, Direksi PLN juga berinisiatif mengeluarkan BOD Directive.
Kebijakan internal tersebut terdiri dari enam bidang utama yakni, proyeksi dan inventarisasi emisi gas rumah kaca, aksi mitigasi dan adaptasi, pemanfaatan pembiayaan iklim dan penetapan harga karbon, penyediaan anggaran untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, peningkatan kapasitas, pemantauan dan evaluasi, hingga pengembangan kapasitas pegawai.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Kamia menyampaikan, berkenaan dengan pengembangan kemampuan dan teknologi, PLN optimistis bahwa untuk dapat memanfaatkan peluang transisi energi, perseroan perlu mengembangkan keahlian baru dan kompetensi inti baru.
“PLN juga mengelola risiko transisi energi dan mengintegrasikannya ke dalam manajemen risiko korporat,” ujar Kamia.
PLN telah mengidentifikasi kebutuhan peningkatan kemampuan dan mengembangkan peta jalan peningkatan kapasitas untuk transisi energi. Peta jalan ini melibatkan kemitraan dengan berbagai pemangku kepentingan.