Darmawan pun menilai penggunaan mobil listrik banyak membawa manfaat jika dilakukan secara masif. Pertama, mendukung upaya negara untuk mengurangi emisi karbon bisa terasa lebih cepat.
Dia menjabarkan, bensin memiliki berat jenis sekitar 0,8, jadi 1 liter bensin beratnya 800 gram. Kandungan karbonnya 90 sekian persen, tapi bukan berarti total karbon yang dihasilkan 700 sekian gram.
Baca Juga:
Wuling Motors hadirkan layanan “Worry-Free Bersama Wuling EV” untuk atasi kekhawatiran konsumen
"Nanti dulu, ada namanya oksidasi karena kalau mobil internal combustion engine nanti ada yang namanya combustion. 1 mol karbon ditambah 2 mol oksigen, coba hitung dari periodic table oksigennya butuh 1,6 kg, jadi ada 2,4 kg emisi CO2 untuk 1 liter bensin," paparnya. Sedangkan dengan mobil listrik, per kwh listrik PLN hanya menghasilkan emisi karbon sebanyak 0,85 kilogram saja.
“Artinya penggunaan mobil listrik lebih ramah lingkungan kan," kata Darmawan.
Selain itu, penggunaan mobil listrik juga bahkan bisa mengurangi beban impor minyak mentah. Saat ini, kata dia kebutuhan BBM per hari mencapai 1,3 hingga 1,5 juta barrel per hari.
Baca Juga:
Uni Eropa Berlakukan Tarif Tinggi Mobil Listrik Buatan China
Padahal, produksi minyak nasional hanya 700.000 barrel per hari. Dengan menggunakan mobil listrik, lanjut Darmawan, pemerintah bisa mengurangi beban defisit transaksi berjalan (CAD) yang terus tergerus dengan impor minyak mentah.
“Tingginya angka impor ini berdampak pada pengurangan pertumbuhan ekonomi kita. Maka, dengan penggunaan mobil listrik selain bisa menyeimbangkan CAD juga bisa mendorong pertumbuhan perekonomian kita," ucap Darmawan. (tum)