"Tapi di satu sisi kita perhatikan permintaan domestik juga sangat tinggi permintaannya. Sehingga kami mengharapkan perlu adanya dukungan karena spek domestik dan internasional berbeda. Tapi memang kebutuhan paling tinggi saat ini adalah untuk thermal coal," kata dia kepada CNBC Indonesia, Senin (8/8/2022).
Lebih lanjut, ia menjelaskan kontribusi ekspor batu bara terhadap kinerja Bayan Resources mencapai 70-75%, sedangkan untuk pasar domestik 20-25%. "Tergantung spesifikasinya, karena Bayan Resources memiliki spesifikasi tambang yang berbeda-beda. Ada yang tidak diterima domestik tapi demand-nya dari luar tinggi," jelas dia.
Baca Juga:
Ratu Batu Bara Tan Paulin Diperiksa KPK di Kasus Rita Widyasari
Di sisi lain, saat ini Bayan Resources masih menghadapi tantangan dalam meningkatkan produksi batu bara dan mencapai target produksi. Tantangan tersebut yakni mengenai ketersediaan alat berat, transportasi, dan cuaca. "Dari aspek demand, tidak ada masalah. Ada masalah di supply-nya, bagaimana mencapai target produksi," terang dia.
PT PLN (Persero) sebelumnya membeberkan berlarutnya pembentukan Badan Layanan Umum (BLU) sebagai pemungut iuran batu bara membuat banyak pemasok mencoba menahan pasokan ke PLN. Hal ini tentunya membuat perusahaan setrum ini makin sulit mendapat pasokan batu bara.
EVP Batubara PT PLN (Persero), Sapto Aji Nugroho menjelaskan bahwa saat ini pihaknya menghadapi persoalan yang cukup serius terkait pasokan batu bara. Pasalnya para penambang yang sudah berkontrak dengan PLN dan kontraknya sudah berakhir tidak ada yang mau memperpanjang kontrak.
Baca Juga:
KPK Ungkap Eks Bupati Kukar Dapat US$5 per Matrik Ton dari Perusahaan Batu Bara
Oleh sebab itu, ia berharap agar BLU batu bara dapat segera diimplementasikan. Utamanya sebagai solusi atas disparitas harga yang menjadi akar permasalahan pasokan batu bara untuk kelistrikan nasional.
"BLU adalah solusi yang akan menyelesaikan karena prinsip dasarnya menyelesaikan permasalahan disparitas harga," kata dia dalam Diskusi Publik BLU Batubara Selasa (2/1/2022).
Menurut Sapto selama ini perusahaan dapat menjaga pasokan karena menggunakan pintu darurat yakni bantuan penugasan dari Dirjen Minerba, namun demikian hal ini bersifat sementara. [tum]