KonsumenListrik.WAHANANEWS.CO - Aliansi Lembaga Perlindungan Konsumen Listrik Nasional (ALPERKLINAS) menanggapi positif capaian sektor rumah tangga yang menjadi penyumbang terbesar konsumsi listrik nasional pada tahun 2025.
Namun, lembaga ini mengingatkan agar peningkatan konsumsi tersebut diimbangi dengan peningkatan kualitas pelayanan dan perlindungan terhadap konsumen listrik di seluruh Indonesia.
Baca Juga:
Serius Mandiri Secara Energi, ALPERKLINAS Apresiasi Rencana Pemprov Bali Bangun PLTG dan PLTS Atap untuk Perkantoran dan Usaha
Ketua Umum ALPERKLINAS, KRT Tohom Purba, menilai bahwa kontribusi rumah tangga sebesar 43,14 persen terhadap total penjualan listrik nasional menunjukkan dua hal penting: meningkatnya kesejahteraan masyarakat dan tingginya ketergantungan rumah tangga terhadap pasokan listrik yang andal.
“Pertumbuhan konsumsi listrik rumah tangga harus dibaca sebagai tanda positif dari aktivitas ekonomi masyarakat yang mulai menggeliat. Namun, di sisi lain, ini juga menuntut PLN untuk menjaga keandalan pasokan, transparansi biaya, dan kualitas layanan yang semakin baik,” ujar Tohom, Selasa (21/10/2025).
Ia menyoroti bahwa sektor rumah tangga kini bukan lagi konsumen pasif. Rumah tangga modern, menurutnya, semakin aktif berkontribusi pada ekosistem energi, baik sebagai pengguna teknologi hemat energi maupun sebagai produsen kecil melalui sistem panel surya mandiri.
Baca Juga:
5 Tahun Kepemimpinan Erick Thohir: Ekonomi Jakarta Tumbuh, Konsumsi Listrik Naik 26,5%
“Kita sedang memasuki era di mana rumah tangga bukan hanya konsumen, tetapi juga bagian dari solusi energi nasional. Maka, perlindungan dan literasi konsumen harus diperkuat,” tegasnya.
Tohom yang juga CEO & Founder Wahana TV ini menambahkan bahwa keberhasilan PLN menjaga pertumbuhan konsumsi dan laba yang sehat patut diapresiasi, namun idealnya tidak berhenti pada capaian finansial semata.
“Yang lebih penting sekarang adalah kualitas interaksi PLN dengan pelanggan. Jangan hanya mengejar angka pertumbuhan, tapi juga kepercayaan publik. Kinerja korporasi akan semakin kuat jika konsumen merasa dihargai dan dilayani dengan baik,” paparnya.
Menurut nya, ALPERKLINAS siap menjadi mitra kritis sekaligus kolaboratif bagi PLN dalam memastikan transformasi pelayanan berbasis kepuasan pelanggan dapat berjalan efektif.
“Kami mendorong agar PLN lebih terbuka terhadap pengaduan, memperluas kanal komunikasi digital, serta memperkuat mekanisme tanggapan cepat di lapangan. Hal-hal seperti ini sangat menentukan persepsi publik terhadap kualitas layanan,” jelasnya.
Ia juga mengusulkan agar PLN bekerja sama dengan lembaga konsumen dan perguruan tinggi dalam melakukan survei kepuasan pelanggan secara berkala.
Dengan cara itu, menurutnya, perusahaan bisa mendapatkan peta persepsi masyarakat yang lebih akurat untuk dasar peningkatan pelayanan.
“Data pertumbuhan konsumsi itu penting, tapi data kepuasan pelanggan jauh lebih strategis untuk membangun masa depan industri ketenagalistrikan nasional yang berkeadilan dan berkelanjutan,” pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa melakukan pertemuan dengan Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo membahas laporan konsumsi listrik nasional.
Dalam rapat yang berlangsung di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak itu, Purbaya mengungkapkan bahwa permintaan listrik meningkat signifikan, terutama dari sektor rumah tangga.
Ia menilai peningkatan ini merupakan dampak positif dari stimulus likuiditas Rp200 triliun kepada perbankan Himbara yang ikut menggairahkan daya beli masyarakat.
[Redaktur: Mega Puspita]