Konsumenlistrik.com | PLN kini membangun 2 infrastruktur ketenagalistrikan, yaitu Gardu Induk Digital (GID) 150 kV Teluk Naga 2 dan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Teluk Naga Incomer di Kabupaten Tangerang.
PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Barat (PLN UIP JBB) terus memperkuat sistem kelistrikan di Provinsi Banten, DKI Jakarta dan sebagian Jawa Barat seiring dengan berangsur pulihnya kegiatan masyarakat.
Baca Juga:
Era Energi Terbarukan, ALPERKLINAS: Transisi Energi Harus Didukung Semua Pihak
General Manager PLN UIP JBB, Octavianus Padudung mengungkapkan, kedua infrastruktur ini nantinya akan menyuplai listrik di kawasan bisnis Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 yang memiliki kebutuhan beban terbesar serta wilayah permukiman di sekitar Tangerang.
“Pertumbuhan kebutuhan listrik di wilayah Tangerang dan Pusat Bisnis PIK 2 makin meningkat selama beberapa tahun terakhir, yang mana diprediksikan terus tumbuh ke depannya seiring dengan mulai pulihnya kegiatan masyarakat saat ini," ujar Padudung, Selasa (17/5/2022) dalam keterangan tertulisnya.
GID 150 kV Teluk Naga 2 yang berlokasi di Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang ini merupakan GID kedua yang dibangun oleh PLN UIP JBB.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
“GID ini merupakan salah satu hasil inovasi dari PLN yang menggunakan teknologi terbaru,” ungkap Padudung.
“Perbedaan Gardu Induk (GI) Konvensional dan GID ini terletak pada sistem kontrol switchyard,” kata Padudung.
Saat ini, pembangunan GID sendiri sudah selesai dilaksanakan di mana nantinya, GID 150 kV Teluk Naga 2 ini akan mendapatkan suplai listrik dari PLTU Lontar.
Tidak hanya itu, GID ini juga memiliki keunggulan lain seperti pengurangan penggunaan kabel tembaga dan digantikan dengan kabel fiber optik.
Manager UPP JBB 2, Budi Ari Wibowo menjelaskan sisi positif pada penggunaan kabel fiber optik.
“Dengan menggunakan kabel fiber optik, secara tidak langsung PLN melakukan efisiensi biaya, mutu dan waktu. Kabel tembaga yang selama ini digunakan merupakan hasil tambang yang berpotensi merusak alam di sekitar lokasi penambangan sehingga kita mencoba untuk mencari bahan lain yang tidak merusak lingkungan dan memiliki fungsi seperti kabel tembaga," papar Budi Ari.
“Selain itu, dengan adanya sistem pengoperasian yang bersifat remote akan meningkatkan keamanan dari instalasi tersebut serta mengurangi potensi kecelakaan kerja seperti sengatan listrik karena aspek kesehatan dan keamanan ketenagalistrikan bisa dikontrol dengan maksimal,” terang Budi Ari.
Untuk proyek SUTT 150 kV Teluk Naga Inc terdiri dari 17 tower yang nantinya akan menggunakan 4 sirkit. Progres pembangunan hingga saat ini untuk tahap pondasi sudah selesai 15 dari 17 tower yang direncanakan dan 11 di antaranya sudah selesai didirikan tower.
Proyek yang terbentang sepanjang 21,2 kilometer sirkit (kms) ini mempunyai tingkat kesulitan masing-masing seperti desain pondasi tower yang perlu perhatian khusus karena didominasi lahan berupa rawa serta tambak, sulitnya akses jalan untuk pengangkutan material konstruksi, dan ketersediaan lahan yang terbatas. [tum]