Konsumenlistrik.com | General Manager PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) Nusa Tenggara Josua Simanungkalit, di Mataram, Rabu,(19/1/2022) menyebutkan, PLTU Sambelia Lombok Fast Track Program (FTP) tahap dua berkapasitas 2 X 50 mega Watt (MW).
PT PLN (Persero) segera merampungkan proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sambelia senilai Rp3,2 triliun di Kabupaten Lombok Timur, propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk memperkuat sistem kelistrikan Lombok.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
"Proyek pembangkit itu menyerap lebih dari 900 tenaga kerja dan telah mencapai progres 78,31 persen sampai dengan Januari 2022," katanya.
Ia mengatakan PLTU yang terletak di Desa Padakguar, Kecamatan Sembelia itu, merupakan bagian dari program FTP 35.000 MW dan tengah memasuki progres persiapan untuk melakukan boiler hydrotest.
Josua menambahkan pembangkit berkapasitas 2 x 50 MW itu akan mendukung penguatan sistem kelistrikan Lombok, dan juga untuk mendukung pasokan listrik ke Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika sebagai destinasi pariwisata super prioritas.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
"Saat ini progres pengerjaan meliputi pekerjaan pada boiler, turbin dan generator serta pekerjaan pra pengujian pada instalasi water treatment plant," ujarnya.
Menurut dia, salah satu capaian penting dalam progres pengerjaan PLTU Sambelia pada 2021 adalah penyelesaian pekerjaan pembangunan instalasi tangka penampung air pada boiler.
Selanjutnya, dalam waktu dekat akan dilaksanakan pengujian pada boiler hydrostatic unit satu.
Dengan kapasitas total 100 MW, kata Josua, PLTU Sambelia memiliki potensi target produksi listrik tahunan sebesar 735.233 giga Watt hour (GWH) dengan peak hour 153.172 GWH dan off peak hour 582.052 GWH.
"Dalam pembangunan proyek tersebut, kami telah memenuhi penyerapan tingkat komponen dalam negeri dengan pencapaian sebesar 24,85 persen hingga akhir 2021," ucapnya pula.
Dalam proses pembangunan, Josua mengakui menghadapi tantangan yang tidak ringan, terlebih lagi situasi pandemi COVID-19 membuat pergerakan progres pembangunan menjadi lebih lambat dikarenakan pergerakan sumber daya yang menjadi terbatas dan terkendala.
"Kami mengakui kendala dihadapi. Namun sinergisitas semua elemen, kerja keras seluruh tim, dukungan segenap stakeholder, menciptakan solusi-solusi yang tetap memperkuat energi optimis kami menyelesaikan pembangunan ini," katanya. [tum]