Dia menjelaskan, ke depannya akan banyak kawasan wisata yang akan dikembangkan menjadi Green Tourism. PLN juga menyediakan Renewable Energy Sertificate (REC) bagi industri yang nantinya akan membuat tempat wisata lebih bersih dan ramah lingkungan untuk mendukung transisi energi.
Sementara itu, General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar) Moch. Andy Adchaminoerdin menyampaikan komitmen PLN menerapkan 100% penggunaan EBT untuk melistriki Tana Toraja dan Toraja Utara. Program Green tourism ini dikemas dalam tajuk Toraja GENTLE yaitu Green Electrifying Lifestyle Ecosystem Kawasan Wisata Toraja dan Toraja Utara yang berbasis energi ramah lingkungan.
Baca Juga:
Dukung Green Tourism, PLN Siap Hadirkan Solusi Energi Bersih di Taman Wisata Candi
"Jadi sekarang penggunaan energi hijau ini khususnya untuk daerah wisata menjadi suatu kewajiban yang harus kita mulai dari sekarang, bertepatan dengan libur Nataru Tahun ini," ujar Andy.
Total daya mampu pembangkit di Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara berbasis air sebesar 27,7 Megawatt (MW) berasal dari empat Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro yang terletak di Makale dan Rantepao. Di antaranya, PLTM Malea berkapasitas 6,7 MW, PLTM Pongbatik berkapasitas 3 MW, PLTM Madong dengan kapasitas 10 MW dan PLTM Maiting Hulu 8 MW.
Tidak hanya itu, Andy memaparkan untuk memasifkan serta mendukung ekosistem kendaraan listrik, PLN telah menyiapkan infrastruktur SPKLU yang terletak di PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Rantepao.
Baca Juga:
PLN Hadirkan SPKLU Pertama di Kawasan Wisata Pangandaran Jabar
"Saat ini sudah ada 19 SPKLU yang tersebar di 11 Lokasi dalam provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat, tentunya ke depannya penyediaan infrastruktur pengisian kendaraan Listrik akan terus kami akselerasi," tegas Andy.
[Redaktur: Alpredo Gultom]