Tak hanya untuk mendukung Presidensi G-20 saja, PLN juga telah memanfaatkan penggunaan EBT untuk melistriki masyarakat di wilayah terisolir di sekitar kawasan Labuan Bajo. PLN telah membangun PLTS di beberapa pulau, seperti di Pulau Messah, Pulau Papagarang, Pulau Seraya Maranu dan Pulau Batu Tiga Boleng.
Untuk mendukung berabagai kegiatan Presidensi G20 di Labuan Bajo, PLN telah melakukan rekonfigurasi konstruksi jaringan listrik saluran kabel tanah di Kawasan Labuan Bajo sebagai Kawasan DPSP (Destinasi Pariwisata Super Prioritas), yang meliputi kawasan Puncak Waringin, Kampung ujung, Marina, Kampung Tengah, Jl. Pantai Pede, dan kawasan perhotelan.
Baca Juga:
Cerita Perjuangan Petugas Siaga PLN Dibalik Suksesnya KTT ASEAN Labuan Bajo
Saat ini total daya mampu kelistrikan Labuan Bajo pada Sistem Kelistrikan Flores sebesar 98 megawatt (MW). Dengan perkiraan beban puncak saat acara Presidensi G20 sebesar 80 MW, dan memiki cadangan sebesar 18 MW.
General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTT Agustinus Jatmiko menjelaskan, sejak awal beroperasi di November 2019 hingga saat ini, PLTS Messah telah melayani 457 pelanggan. Sementara PLTS Papagarang 381 pelanggan, PLTS Seraya Maranu 134 pelanggan dan PLTS Batu Tiga 96 pelanggan. PLTS Papagarang mempunyai kapasitas 380 kWp, lalu Pulau Messah berkapasitas 530 kWp, Seraya Maranu berkapasitas 190 kWp, dan Batu Tiga Boleng berkapasitas 120 kWp.
Jatmiko menambahkan saat ini bauran EBT di Flores sudah mencapai 15,24%. "Pembangkit EBT di NTT sudah menggunakan sumber energi dari panas bumi, hidro dan surya," kata dia. [tum]