WahanaNews - Konsumen Listrik | PT PLN (Persero) kembali segera melaksanakan program digitalisasi kWh meter pelanggan yakni dengan mengganti kWh meter analog yang ada di pelanggan dengan Smart Meter Advance Metering Infrastructure (AMI).
Di Bali, ada sebanyak 555.970 kWh meter yang bakal diganti secara bertahap dari Juni hingga Desember 2023 mendatang. Digitalisasi kWh meter ini memanfaatkan berbagai teknologi komunikasi untuk mengukur, mencatat dan memonitor pemakaian energi listrik di meter pelanggan secara real time, serta mempercepat layanan gangguan.
Baca Juga:
Bantu Pulihkan Kelistrikan di Sukabumi Pasca Bencana, PLN Bekasi Kirim 50 Personel
I Nyoman Jendra selaku Manager Efisiensi, Pengukuran dan Mutu Sistem Distribusi PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Bali mengatakan, tujuan dilakukan peralihan ke sistem digital yaitu agar pencatatan semakin akurat dan mengurangi risiko kesalahan catat stand angka meter.
“Pada tahun 2023 ini akan ada pembaharuan dari meter manual ke meter yang digital atau smart meter yang tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas pelayanan PLN kepada pelanggan,” terang I Nyoman di Bali, dikutip Kamis (1/6/2023).
Ia menambahkan, penggantian ini dilakukan untuk memberikan kenyamanan bagi pelanggan. Demi menyukseskan program ini, PLN akan menerjunkan tak kurang dari 850 hingga 1.000 petugas.
Baca Juga:
Peduli Korban Terdampak Banjir Pelabuhan Ratu Sukabumi, PLN Jabar Kirim Bantuan Hygiene Kit
“Kami optimis hingga Desember pasti selesai,” imbuhnya.
Sementara itu, Manager Komunikasi & TJSL PT PLN (Persero) UID Bali, I Made Arya menegaskan, dari program ini pelanggan tidak dikenakan biaya alias gratis.
Arya menyebutkan, sesuai dengan Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL) kWh meter yang terpasang merupakan milik PLN, oleh karenanya PLN berhak dan wajib melakukan pemeliharaan sehingga pelanggan diharapkan dapat bekerja sama untuk menyukseskan program ini.
“Selalu ada oknum yang berusaha mencari keuntungan pribadi sehingga kepada masyarakat agar lebih waspada kepada pihak-pihak yang ingin memanfaatkan program ini dengan meminta sejumlah uang, karena program ini tidak dipungut biaya apapun alias gratis,” imbuhnya.
Terakhir, Arya menyampaikan bahwa, petugas-petugas PLN yang turun ke lapangan yang melakukan penggantian meter akan dilengkapi dengan surat tugas dan identitas diri, jika pelanggan masih merasa ragu dapat menanyakan dan memastikannya, karena sesuai SOP petugas akan menunjukkan surat tugas dan identitas diri.
Lebih jauh Arya menambahkan, bahwa peralihan dari kWh manual ke digital ini tidak ada pengaruh tarif lebih mahal atau lebih murah. Tarifnya sama seperti dulu. Hanya saja beda beda sistem pencatatan.
“Konsumen PLN jangan khawatir, harga per kWh sama kok. Jadi tidak ada kenaikan tarif dalam pergantian yang dilakukan,” pungkas Arya.[mga]