WAHANANEWS.CO, Jakarta - Aliansi Lembaga Perlindungan Konsumen Listrik Nasional (ALPERKLINAS) menyambut positif langkah Pemerintah Kabupaten Karawang yang bersiap mengubah sampah rumah tangga menjadi energi listrik melalui proyek Waste to Energy atau Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL).
ALPERKLINAS menilai, inisiatif ini sejalan dengan kebutuhan konsumen listrik nasional akan energi bersih yang berkelanjutan.
Baca Juga:
Hadirkan Pemerataan Akses Listrik Bagi Seluruh Rakyat, ALPERKLINAS Dorong BUMN Lainnya dan Swasta Ikuti Program PLN Beri Bantuan 8000 Listrik Gratis pada HLN 2025
Ketua Umum ALPERKLINAS, KRT Tohom Purba, menegaskan bahwa PSEL merupakan strategi efisiensi energi yang berdampak langsung pada kepentingan konsumen.
“Saat daerah mampu memproduksi listriknya sendiri dari sampah, maka ketergantungan pada sumber energi fosil bisa dikurangi. Pada akhirnya, konsumen akan mendapatkan pasokan yang lebih stabil dan biaya yang lebih efisien,” ujar Tohom, Minggu (19/10/2025).
Menurutnya, proyek yang digagas Pemerintah Kabupaten Karawang tersebut patut didukung banyak pihak karena memberi contoh nyata bagaimana sampah yang selama ini menjadi beban, kini dapat menjadi sumber daya bernilai ekonomi.
Baca Juga:
PLN Terbangkan Genset Tambahan ke Aceh untuk Percepat Pemulihan Listrik
“Kita bicara soal paradigma baru. Sampah tidak lagi hanya diangkut ke TPA, tetapi diolah menjadi energi. Ini adalah lompatan visi yang harus diapresiasi,” tegasnya.
Lebih jauh, Tohom yang juga menjabat sebagai Ketua Pengacara Persatuan Marga Purba Se-Jabodetabek ini mengatakan bahwa proyek seperti ini sekaligus memperlihatkan keberanian daerah untuk masuk ke sektor inovasi energi.
Ia menilai, jika implementasi berjalan konsisten, Karawang bisa menjadi model percontohan bagi daerah metropolitan lain dalam mengintegrasikan pengelolaan lingkungan dengan kemandirian energi.
Tohom juga menekankan pentingnya perlindungan konsumen dalam setiap proyek energi baru.
“Inovasi harus berdampak nyata bagi masyarakat. Jangan berhenti pada seremoni peresmian. Yang lebih penting adalah memastikan listrik hasil PSEL ini memang masuk ke sistem distribusi PLN dan dirasakan langsung manfaatnya oleh warga,” ujarnya memberi catatan kritis.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Karawang melalui Bupati Aep Syaepuloh mengungkap persiapan teknis terus dilakukan. Pemda akan menambah lahan dua hektare lagi di sekitar TPA Jalupang untuk mendukung kapasitas pengolahan.
Dengan volume sampah harian mencapai 1.000–1.500 ton, Karawang optimistis mampu menggerakkan proyek strategis ini dalam tahap kedua program PSEL Nasional.
Aep menyatakan bahwa proyek ini merupakan bagian dari proyek strategis nasional hasil koordinasi bersama Kementerian Investasi, Danantara, Kementerian Lingkungan Hidup, dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Dengan nilai investasi mencapai Rp300–400 miliar, proyek ini akan menghasilkan listrik yang kemudian disalurkan langsung ke PLN sebagai bagian dari dukungan energi hijau nasional.
Tohom menambahkan bahwa langkah Karawang ini selaras dengan agenda nasional menuju transisi energi.
“Jika daerah lain meniru langkah ini, kita bukan hanya menyelesaikan masalah sampah, tetapi juga mengurangi tekanan terhadap pasokan listrik nasional. Ini arah yang tepat,” tutupnya.
[Redaktur: Mega Puspita]