"Kita bisa hemat biaya impor LPG dengan program konversi LPG mulai 2028 Rp10,2 triliun per tahun," ujar Darmawan dalam ruang rapat Komisi VII.
Menurutnya, penghematan baru bisa dinikmati mulai 2028 atau setelah pengguna kompor listrik mencapai 15,3 juta orang di tahun tersebut.
Baca Juga:
Diajang Adhyaksa Sangihe Expo 2023, PLN Beri Edukasi Kompor Listrik
Selain itu, penghematan tak hanya terjadi pada anggaran negara, tapi juga masyarakat. Berdasarkan hitungan PLN, biaya masak bisa turun 10-15 persen per bulan dengan kompor listrik.
"Harga keekonomian listrik adalah Rp11.792 per 1 kg ekuivalen kwh. 1 kg Rp4.530 yang dibayar masyarakat. Per kalori yang digunakan masyarakat yang Rp5.250 akan lebih murah, Rp4.530 per kg per kwh. Ini masyarakat akan lebih hemat sekitar 10-15 persen daripada LPG," jelasnya.
Ia menambahkan bila program ini terlaksana, PLN menargetkan bisa menggaet 300 ribu pelanggan konversi ke kompor listrik tahun ini. Lalu, jumlah itu ia targetkan bisa bertambah menjadi 5-10 juta pelanggan per tahun dan 15,3 juta pada 2028.
Baca Juga:
PLN Fokus Program Uji Coba Kompor Listrik
"Ini manfaat program konversi kompor induksi sesuai arahan kabinet terbatas oleh Menko Airlangga. Jadi ini program pemerintah sebagai suatu energi strategi dan policy," kata jelas Darmawan.
Sementara, simulasi kedua berdasarkan paparan Darmo, jika masyarakat yang beralih ke kompor listrik lebih banyak atau bisa mencapai 69,4 juta pada 2028, negara hemat lebih besar lagi hingga Rp44 triliun per tahun. [tum]