Konsumenlistrik.WahanaNews.co | uji coba konversi gas LPG 3 kilogram (kg) ke kompor listrik 1.000 watt tengah dilakukan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Plt Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan uji coba itu baru dilakukan di tiga kota. Kota itu adalah Denpasar, Solo dan satu lainnya di Sumatera
Baca Juga:
Diajang Adhyaksa Sangihe Expo 2023, PLN Beri Edukasi Kompor Listrik
"Iya betul, sedang diuji coba oleh PLN di Denpasar, Solo dan disiapkan di salah satu kota di Sumatera. Ini uji coba untuk melihat keberterimaan masyarakat sekaligus mempelajari aspek keteknikannya, misalkan berapa kapasitas daya tungku yang cocok.," katanya kepada CNNIndonesia.com, Senin (19/9).
Dadan pun menuturkan proses uji coba ini juga akan melihat kapasitas kompor yang tepat. Dengan begitu, masyarakat akan lebih nyaman dalam memasak.
Ia pun menjelaskan saat ini yang sedang diuji coba adalah kompor listrik dua tungku dengan kapasitas 1.000 watt.
Baca Juga:
PLN Fokus Program Uji Coba Kompor Listrik
"Uji coba ini dilakukan oleh PLN, jadi dibuatkan jaringan khusus di rumah untuk kompor," jelas Dadan.
Sebelumnya, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan negara bisa hemat Rp10,21 triliun per tahun bila 15,3 juta pengguna LPG 3 kg beralih ke kompor induksi atau listrik.
Ia menyebut penghematan ini berasal dari pengurangan impor LPG yang terjadi akibat peralihan tersebut. Oleh sebab itu, ia berharap program ini bisa segera diimplementasikan.
"Kita bisa hemat biaya impor LPG dengan program konversi LPG mulai 2028 Rp10,2 triliun per tahun," ujar Darmawan dalam ruang rapat Komisi VII.
Menurutnya, penghematan baru bisa dinikmati mulai 2028 atau setelah pengguna kompor listrik mencapai 15,3 juta orang di tahun tersebut.
Selain itu, penghematan tak hanya terjadi pada anggaran negara, tapi juga masyarakat. Berdasarkan hitungan PLN, biaya masak bisa turun 10-15 persen per bulan dengan kompor listrik.
"Harga keekonomian listrik adalah Rp11.792 per 1 kg ekuivalen kwh. 1 kg Rp4.530 yang dibayar masyarakat. Per kalori yang digunakan masyarakat yang Rp5.250 akan lebih murah, Rp4.530 per kg per kwh. Ini masyarakat akan lebih hemat sekitar 10-15 persen daripada LPG," jelasnya.
Ia menambahkan bila program ini terlaksana, PLN menargetkan bisa menggaet 300 ribu pelanggan konversi ke kompor listrik tahun ini. Lalu, jumlah itu ia targetkan bisa bertambah menjadi 5-10 juta pelanggan per tahun dan 15,3 juta pada 2028.
"Ini manfaat program konversi kompor induksi sesuai arahan kabinet terbatas oleh Menko Airlangga. Jadi ini program pemerintah sebagai suatu energi strategi dan policy," kata jelas Darmawan.
Sementara, simulasi kedua berdasarkan paparan Darmo, jika masyarakat yang beralih ke kompor listrik lebih banyak atau bisa mencapai 69,4 juta pada 2028, negara hemat lebih besar lagi hingga Rp44 triliun per tahun. [tum]