"Klasterisasi ini akan meningkatkan ukuran proyek dan juga nilai ekonomi proyek, sehingga menjadi menarik untuk dikembangkan," jelasnya.
Konsep kedua adalah mengakomodasi pertumbuhan permintaan melalui skema modular incremental development dengan menambah kapasitas secara bertahap.
Baca Juga:
Transisi Energi, PLN Siap Terapkan Dedieselisasi Pembangkit Berskala Kecil
"Model ini cocok untuk wilayah off-grid yang terisolasi, di mana karakteristik pertumbuhan permintaan berbeda dan cenderung stabil," ujarnya.
Konsep ketiga adalah membuka teknologi yang digunakan dalam proyek untuk memberikan lebih banyak ruang pada inovasi dan persaingan teknologi untuk mendapatkan PV dan baterai yang paling efisien, andal, dan kompetitif di pasar.
"Pengadaan pada program de-dieselization tahap I ini akan dilakukan dalam beberapa batch di mana setiap batch terdiri dari beberapa klaster. Setiap klaster memiliki RFP terpisah yang terdiri dari beberapa lokasi," ucapnya.
Baca Juga:
Transisi Energi, PLN Siap Terapkan Dedieselisasi Pembangkit Berskala Kecil
Perlu diketahui, saat ini PLN memiliki PLTD mencapai 5.200 unit tersebar di 2.130 lokasi, yang rata-rata berada di daerah terpencil (isolated). Pada 2020, konsumsi BBM untuk PLTD mencapai 2,7 juta kl atau setara dengan Rp 16 triliun.
"Diharapkan dengan program konversi PLTD dengan total 499 MW ke EBT ini dapat menurunkan pemakaian BBM sebesar 67 ribu kl, menurunkan emisi CO2 sebesar 0,3 juta ton CO2e, serta meningkatkan bauran energi EBT sebesar 0,15%," tuturnya. [tum]