Tohom yang juga Ketua Umum Relawan MARTABAT Prabowo-Gibran ini menggarisbawahi bahwa komitmen terhadap energi bersih harus selaras dengan arah kebijakan nasional.
Ia menyinggung bahwa dalam Asta Cita Presiden Prabowo, penguatan ketahanan energi dan pembangunan berkelanjutan menjadi prioritas utama.
Baca Juga:
Menaker Dukung Kepemimpinan Darmawan Prasodjo, ALPERKLINAS Apresiasi Sinergi PLN dan Serikat Pekerja Lindungi Hak Buruh
"Kalau perusahaan nasional mulai berani menanggalkan batu bara dan mengembangkan PLTA, PLTB, hingga potensi ekspor listrik berbasis EBT, maka Indonesia semakin siap menyongsong masa depan energi yang mandiri dan ramah lingkungan," ujarnya.
Ia juga mendorong pemerintah dan pemangku kepentingan untuk memberikan insentif yang proporsional bagi pelaku industri yang berani mengambil risiko dalam proyek-proyek energi bersih.
Sebelumnya, Head of Corporate Finance & Investor Relations TOBA, Mirza Rinaldi Hippy menjelaskan bahwa hingga tahun 2030, perusahaan menargetkan pengembangan penyedia tenaga listrik EBT sebesar total 370 MW.
Baca Juga:
PLN Tunjuk Rizal Marimbo Jadi Direktur Pembangkitan, Sosok Dekat Menteri Bahlil Lahadalia
Beberapa proyek sudah berjalan, seperti PLTA 6 MW di Lampung dan proyek kapasitas 46 MW di Batam.
“Jadi sebenarnya ada beberapa potensi yang masih bisa kita eksplor lagi, antara lain untuk lokal juga untuk kawasan industri, termasuk juga untuk potensi ekspor listrik,” kata Mirza dalam Public Expose Insidentil TOBA secara virtual, Jumat (20/6).
Ia menambahkan bahwa sejumlah proyek sedang dalam tahap perencanaan dan tender, termasuk PLTB dan PLTA, yang seluruhnya termasuk dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).