KonsumenListrik.WAHANANEWS.CO, Jakarta - Langkah berani PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA) untuk melepas aset pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) dan beralih penuh ke pengembangan energi baru terbarukan (EBT) menuai apresiasi dari berbagai kalangan.
Salah satunya datang dari Aliansi Lembaga Perlindungan Konsumen Listrik Nasional (ALPERKLINAS), KRT Tohom Purba, yang menyebut bahwa transformasi ini merupakan bagian penting dari perubahan lanskap energi nasional yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Baca Juga:
Menaker Dukung Kepemimpinan Darmawan Prasodjo, ALPERKLINAS Apresiasi Sinergi PLN dan Serikat Pekerja Lindungi Hak Buruh
“Kami memberikan apresiasi tinggi terhadap keputusan strategis TOBA. Melepas pembangkit berbasis batu bara dan berfokus pada pengembangan proyek EBT sebesar 370 MW hingga tahun 2030 adalah langkah konkret menuju transisi energi bersih yang selama ini kami dorong,” ujar Ketua Umum ALPERKLINAS, KRT Tohom Purba, Minggu (23/6/2025).
Menurutnya, langkah ini tidak hanya mencerminkan kepatuhan TOBA terhadap tren global menuju dekarbonisasi, tetapi juga menunjukkan tanggung jawab sosial perusahaan dalam menjawab kebutuhan konsumen listrik yang makin sadar akan pentingnya sumber energi bersih.
“Ke depan, konsumen listrik akan semakin selektif. Mereka bukan hanya menuntut keandalan pasokan dan harga yang wajar, tetapi juga memperhatikan dari mana energi itu berasal. TOBA membaca arah ini dengan sangat tepat,” ujarnya menambahkan.
Baca Juga:
PLN Tunjuk Rizal Marimbo Jadi Direktur Pembangkitan, Sosok Dekat Menteri Bahlil Lahadalia
Tohom menilai, transformasi TOBA dapat menjadi role model bagi perusahaan-perusahaan energi lainnya yang masih bergantung pada pembangkit berbahan bakar fosil.
Menurutnya, langkah mendivestasikan PLTU Gorontalo senilai US$144,8 juta (sekitar Rp2,28 triliun) sekalipun mencatatkan rugi secara akuntansi, justru menjadi cermin dari keberanian perusahaan dalam memilih masa depan yang lebih hijau.
"Perubahan sistemik butuh keberanian, bukan hanya perhitungan jangka pendek. Meski secara akuntansi terlihat rugi, secara strategis dan reputasi TOBA menang besar. Keputusan ini harus dilihat sebagai investasi masa depan," tegasnya.