KonsumenListrik.WAHANANEWS.CO - Aliansi Lembaga Perlindungan Konsumen Listrik Nasional (ALPERKLINAS) mengingatkan pemerintah dan PLN agar segera memastikan aliran listrik sampai ke masyarakat yang tinggal di sekitar pembangkit listrik.
Pasalnya, pembangunan energi terbarukan seharusnya tidak hanya menghasilkan energi untuk area lain, tetapi juga mengutamakan akses bagi penduduk lokal.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Apresiasi PLN UP3 Ogan Ilir Hadirkan Program LUTD Kepada Masyarakat
KRT Tohom Purba, Ketua Umum ALPERKLINAS, mengungkapkan bahwa situasi di Pampa Clemesí, Peru -- di mana rumah-rumah penduduk tetap gelap meski berada dekat PLTS Rubí -- menjadi gambaran nyata yang harus dihindari di Indonesia.
“Jangan sampai masyarakat kita seperti berada di bawah derasnya air terjun, kehausan, tapi tetap tak bisa meneguk setetes air pun,” ujarnya, Minggu (7/9/2025).
Tohom menyoroti bahwa meski operator PLTS Rubí, Orygen, mengklaim telah membangun jalur listrik untuk desa tersebut, tanggung jawab terakhir tetap ada di pemerintah untuk menyambungkan kabel ke rumah-rumah penduduk, dan hingga kini pekerjaan itu belum terealisasi sesuai jadwal semula yang dijadwalkan pada Maret 2025.
Baca Juga:
Donasi Pegawai PLN Wujudkan 'Light Up The Dream', ALPERKLINAS Puji UP3 Ogan Ilir Sumbangkan Listrik Gratis
Fenomena ini menurut Tohom menunjukkan pentingnya sistem elektrifikasi yang berpihak pada masyarakat, bukan hanya mengutamakan profitabilitas perusahaan, karena energi terbarukan seharusnya menjadi solusi untuk seluruh lapisan masyarakat, bukan eksklusif bagi area tertentu.
Tohom yang juga Mantan Wakil Ketua Umum DPP Gempita (Generasi Muda Peduli Tanah Air) menambahkan bahwa pemerintah harus mempercepat distribusi listrik ke desa-desa sekitar pembangkit, karena ketiadaan akses listrik menghambat aktivitas pendidikan, kesehatan, dan ekonomi warga.
“Kalau listrik tak sampai, berarti ada gap besar antara teknologi dan kehidupan rakyat sehari-hari,” ujarnya.
Penduduk setempat seperti Rosa Chamami dan Pedro Chará menggambarkan perjuangan mereka sehari-hari untuk mendapatkan energi dasar; Rosa harus memasak dan mengisi daya ponsel hanya dengan obor surya, sementara Pedro menunggu kesempatan agar jalur listrik pemerintah terpasang, meskipun PLTS Rubí bersinar nyaris di depan rumah mereka.
Sebelumnya, Marco Fragale, Direktur Eksekutif Orygen di Peru, mengklaim telah membangun infrastruktur untuk desa tersebut, memasang hampir 4.000 meter kabel bawah tanah dan menyelesaikan tahap pertama proyek elektrifikasi, serta menyatakan bahwa investasi sebesar US$800.000 telah rampung, namun lampu tetap belum menyala karena langkah terakhir menyambungkan kabel ke rumah-rumah penduduk menjadi tanggung jawab pemerintah.
[Redaktur: Mega Puspita]