Konsumenlistrik.com | Hyundai bakal sepenuhnya fokus pada kendaraan listrik. Hyundai menutup divisi riset dan pengembangan (R&D) mesin konvensional yang memperkerjakan 12.000 periset pada 23 Desember 2021.
Hyundai Motor Group umumkan keputusan radikal menyetop riset pengembangan mesin pembakaran internal belum lama ini.
Baca Juga:
150 Unit Hyundai Ioniq 5 Bakal Jadi Sumber Energi Listrik 2.530 Rumah di Belanda
Divisi riset dan pengembangan (R&D) mesin konvensional lantas bertransformasi jadi R&D khusus meriset elektrifikasi kendaraan.
Melansir Korean Economic Daily, Senin (27/12/2021), Hyundai mendeklarasikan kebijakan dengan tidak membuat model mesin pembakaran internal baru.
"Sekarang tidak dapat dihindari untuk mengubahnya menjadi elektrifikasi. Pengembangan mesin kami sendiri adalah pencapaian besar, tetapi kami harus mengubah sistem untuk menciptakan inovasi masa depan berdasarkan aset hebat dari masa lalu," ujar Kepala R&D Hyundai Park Chung-kook.
Baca Juga:
Harga Mobil Listrik Hyundai Ioniq 5 Resmi Dirilis, Termurah Rp 718 Juta!
Divisi R&D khusus kendaraan listrik Hyundai ini tidak hanya terbatas pada pengembangan model baru sesuai pasar otomotif global, tapi juga fokus pada bahan baku baterai serta cip semikonduktor, mengingat kedua komponen tersebut vital bagi mobil listrik.
Secara global, CEO Hyundai Motor Chang Jae-hoon menetapkan target penjualan mobil listrik sebanyak 1,7 juta unit pada 2026 mendatang, usai menjalin kerjasama dengan Kia.
Angka tersebut lebih banyak 1 juta dibanding target penjualan untuk tahun 2025. Di Indonesia, Hyundai turut mengungkapkan kepercayaan diri dalam merakit dan menjual kendaraan listrik usai pembangunan pabrik perakitan di Cikarang, Jawa Barat.
Pabrik ini diklaim mampu memproduksi hingga 150.000 unit per tahun. Di samping itu, produsen mobil ini juga menggandeng LG untuk membangun pabrik baterai mobil listrik.
Fasilitas produksi ini akan mulai beraktivitas pada 2024 untuk menyuplai kebutuhan baterai Hyundai Ioniq 5 yang akan dirakit di Indonesia. [tum]