KonsumenListrik.WAHANANEWS.CO - Aliansi Lembaga Perlindungan Konsumen Listrik Nasional (ALPERKLINAS) menyambut positif langkah PT PLN (Persero) yang berhasil mengubah limbah kelapa sawit menjadi energi listrik melalui pemanfaatan Bio Compressed Natural Gas (BioCNG) di PLTGU Belawan, Sumatera Utara.
Organisasi ini menilai terobosan tersebut sebagai tonggak penting bagi Indonesia untuk menunjukkan kepemimpinannya sebagai produsen sawit terbesar dunia yang mampu mengubah tantangan lingkungan menjadi peluang energi bersih.
Baca Juga:
Persoalan Energi Jadi Hambatan Pengembangan KEK Sei Mangkei, MARTABAT Prabowo-Gibran Dukung Masyarakat Desak Pemerintah Bangun Infrastruktur Pipa Gas
Ketua Umum ALPERKLINAS, KRT Tohom Purba, menegaskan bahwa apa yang dilakukan PLN bukan sekadar inovasi teknis, melainkan lompatan strategis dalam perjalanan transisi energi nasional.
"Transformasi yang dilakukan PLN melalui pemanfaatan limbah sawit menjadi listrik adalah simbol keberanian Indonesia keluar dari jebakan energi fosil. Ini bukan hanya kado untuk HUT RI ke-80, tapi juga pesan kuat bahwa Indonesia tidak lagi hanya dikenal sebagai produsen sawit, melainkan juga sebagai pelopor energi hijau berbasis sawit,” ujarnya di Jakarta, Selasa (26/8/2025).
Menurut Tohom, keberhasilan PLN mengoperasikan co-firing BioCNG perdana di Indonesia memperlihatkan dua hal penting. Pertama, adanya keberanian teknologi untuk memanfaatkan potensi lokal yang selama ini dianggap limbah.
Baca Juga:
Menkeu Sri Mulyani Ungkap Gaji PNS Tak Naik di 2026
Kedua, munculnya dampak ganda berupa energi ramah lingkungan sekaligus pemberdayaan ekonomi rakyat.
“Dengan model seperti ini, petani sawit tidak hanya bergantung pada harga tandan buah segar, tetapi juga bisa menjadi bagian dari ekosistem energi bersih. Ini akan menciptakan ekonomi baru berbasis sawit,” tegasnya.
Ia menambahkan, langkah PLN selaras dengan agenda global menuju Net Zero Emissions (NZE) 2060. “Selama ini, kritik terhadap industri sawit adalah soal lingkungan. Kini PLN membalikkan kritik itu menjadi solusi. Limbah yang dulu dianggap masalah, justru kini menjadi jawaban untuk energi masa depan,” ucap Tohom.
Tohom yang juga Wakil Ketua Aliansi LSM Jakarta ini menegaskan bahwa inovasi PLN harus mendapat dukungan penuh pemerintah dan masyarakat. Menurutnya, sinergi lintas sektor sangat penting agar pemanfaatan BioCNG bisa diperluas ke daerah lain, bukan hanya di Sumatera Utara.
“Kalau program ini diperluas, kita tidak hanya bicara soal listrik, tapi juga kedaulatan energi, penciptaan lapangan kerja, serta penguatan citra sawit Indonesia di mata dunia,” imbuhnya.
Ia juga mengingatkan bahwa keberhasilan awal ini tidak boleh berhenti di Belawan saja.
“PLN perlu menjadikan ini sebagai blueprint untuk pengembangan energi berbasis sawit di seluruh wilayah penghasil. Dengan begitu, potensi 478 GWh listrik bersih per tahun tidak hanya angka di Sumatera Utara, tetapi bisa direplikasi di Kalimantan, Riau, hingga Sulawesi,” kata Tohom.
Sebelumnya, apresiasi serupa juga datang dari Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, yang menyebut inisiatif ini sebagai tonggak penting diversifikasi energi.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan pemanfaatan BioCNG akan memperkuat kedaulatan energi dan membuka lapangan kerja baru.
Sementara Direktur Teknologi, Enjiniring, dan Keberlanjutan PLN, Evy Haryadi, mengungkapkan bahwa co-firing BioCNG di PLTGU Belawan berpotensi menghasilkan listrik bersih 478 GWh per tahun, menghemat bahan bakar setara Rp48 miliar per tahun, serta mengurangi emisi CO2 hingga 80 ribu ton per tahun.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]