"Tetapi dari sisi Alva kami sudah punya rencana dalam beberapa waktu ke depan untuk penjualan, termasuk juga antisipasi kenaikan harga BBM ini," ujar Rahmat.
Di Indonesia, selain Alva, merek motor listrik ada Viar, Gesits, Ecgo Bike, United dan lainnya. Sementara produsen motor asal Jepang yang tergabung dalam AISI seperti Honda, Kawasaki, Yamaha, Suzuki belum fokus memasarkan motor listrik di dalam negeri.
Baca Juga:
Dukung Penggunaan Energi Ramah Lingkungan, PLN-KLHK Resmikan SPKLU dan Konvoi Motor Listrik
Marketing Communication Triangle Motorindo (Viar) Franky Osmond justru pesimis harga BBM Pertamina naik bisa memicu terdongkraknya pasar motor listrik di Indonesia.
Ia meyakini, ada faktor lain yang lebih kuat konsumen akhirnya beralih menggunakan motor listrik, yaitu harga komoditas yang melambung tinggi imbas kenaikan harga BBM.
"Kalau dikatakan momentum, untuk saat ini terlalu prematur [pasar motor listrik naik imbas kenaikan harga BBM]. Karena jika hanya kenaikan BBM belum bisa menjadi pemicu beralihnya masyarakat. Kecuali jika kenaikan BBM diikuti dengan ikut terdongkraknya beberapa komoditi lain, tentu masyarakat akan mencari alternatif baru," tukas Franky.
Baca Juga:
Kuota Bantuan Semakin Menipis, Masyarakat Diminta Segera Membeli Motor Listrik
Dikatakan Franky, salah satu kendala masyarakat masih belum menjadikan motor listrik sebagai kendaraan utama yaitu harga jualnya yang masih relatif mahal.
"Di samping itu tingginya harga kendaraan listrik masih menjadi alasan utama orang belum mau beralih. Menurut kami malah sebenarnya yang cocok itu sepeda listrik. Selain harganya yang terjangkau, sepeda listrik juga lebih mudah diterima masyarakat kita dari sisi edukasi," tutup Franky. [tum]