Konsumenlistrik.WahanaNews.co | Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) Pertamina ditanggapi Produsen motor listrik di Indonesia.
Untuk diketahui, di wilayah DKI Jakarta, Solar Rp6.800, Pertalite Rp10.000, Pertamax Rp14.500, Pertamax Turbo Rp15.900, Dexlite Rp17.100, dan Pertamina Dex Rp17.400. Presiden Joko Widodo mengatakan harga lama tak bisa ditahan lagi karena itu perlu penyesuaian.
Baca Juga:
Dukung Penggunaan Energi Ramah Lingkungan, PLN-KLHK Resmikan SPKLU dan Konvoi Motor Listrik
Rahmat Septriwan, Chief Operating Officer Ilectra Motor Group (IMG), sebagai pemegang merek motor listrik Alva menilai kenaikan harga BBM terutama Pertalite, bakal membuat masyarakat berfikir untuk segera beralih menggunakan sepeda motor tanpa bahan bakar.
Ia menilai kondisi itu setelah ada kenaikan harga BBM Subsidi jenis Pertalite yang banyak digunakan pengguna roda dua.
"Dari kami dengan kenaikan harga BBM yang menjadi konsumsi sebagian besar motor di Indonesia, tentu secara alami akan membuat konsumen berpikir mengenai alternatif yang lebih efisien secara biaya," kata Rahmat melalui pesan singkat, Selasa (6/9).
Baca Juga:
Kuota Bantuan Semakin Menipis, Masyarakat Diminta Segera Membeli Motor Listrik
Menurut Rahmat, harga BBM yang melambung tinggi menjadi momentum untuk meningkatkan penjualan sepeda motor listrik di Indonesia. Dijelaskan Rahmat penggunaan motor listrik yang praktis akan diperhitungkan masyarakat karena tidak terbebani urusan harga BBM.
"Ini akan menjadi push momentum untuk EV yang lebih efisien secara operasional," ucap Rahmat.
Lebih lanjut, Rahmat mengatakan perusahaan akan tetap fokus pada edukasi, penjualan dan pelayanan untuk para konsumennya, terutama soal keuntungan menggunakan motor listrik.
"Tetapi dari sisi Alva kami sudah punya rencana dalam beberapa waktu ke depan untuk penjualan, termasuk juga antisipasi kenaikan harga BBM ini," ujar Rahmat.
Di Indonesia, selain Alva, merek motor listrik ada Viar, Gesits, Ecgo Bike, United dan lainnya. Sementara produsen motor asal Jepang yang tergabung dalam AISI seperti Honda, Kawasaki, Yamaha, Suzuki belum fokus memasarkan motor listrik di dalam negeri.
Marketing Communication Triangle Motorindo (Viar) Franky Osmond justru pesimis harga BBM Pertamina naik bisa memicu terdongkraknya pasar motor listrik di Indonesia.
Ia meyakini, ada faktor lain yang lebih kuat konsumen akhirnya beralih menggunakan motor listrik, yaitu harga komoditas yang melambung tinggi imbas kenaikan harga BBM.
"Kalau dikatakan momentum, untuk saat ini terlalu prematur [pasar motor listrik naik imbas kenaikan harga BBM]. Karena jika hanya kenaikan BBM belum bisa menjadi pemicu beralihnya masyarakat. Kecuali jika kenaikan BBM diikuti dengan ikut terdongkraknya beberapa komoditi lain, tentu masyarakat akan mencari alternatif baru," tukas Franky.
Dikatakan Franky, salah satu kendala masyarakat masih belum menjadikan motor listrik sebagai kendaraan utama yaitu harga jualnya yang masih relatif mahal.
"Di samping itu tingginya harga kendaraan listrik masih menjadi alasan utama orang belum mau beralih. Menurut kami malah sebenarnya yang cocok itu sepeda listrik. Selain harganya yang terjangkau, sepeda listrik juga lebih mudah diterima masyarakat kita dari sisi edukasi," tutup Franky. [tum]