“Tidak mungkin PLN bekerja sendiri. Keselamatan jaringan listrik adalah tanggung jawab bersama, dan masyarakat harus aktif menjadi bagian dari solusinya,” tambahnya.
Ia juga mengimbau para orang tua untuk lebih ketat mengawasi anak-anak. Menurutnya, edukasi sejak dini mengenai bahaya listrik akan membantu mengurangi risiko di kemudian hari.
Baca Juga:
Detik-detik PLN Kembalikan Cahaya di Titik Kritis: 23 Menit Paling Panjang dalam Sejarah IGD Aceh Barat
“Kalau anak-anak sudah paham bahwa benang layangan bisa menghantarkan listrik dan membahayakan nyawa, mereka akan berpikir dua kali sebelum bermain di dekat jaringan,” ungkapnya.
Sebelumnya, Manager PLN ULTG Jeneponto, Akhbal, mengungkapkan bahwa kasus layangan tersangkut di Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) di wilayahnya semakin sering terjadi belakangan ini.
“Kami menerima banyak laporan tentang layangan yang jatuh dan menyangkut di jaringan SUTT. Ini sangat membahayakan karena bisa menyebabkan gangguan listrik, bahkan pemadaman meluas,” ujarnya.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Dorong Semua Perusahaan BUMN dan Swasta Alokasikan Sebagian CSR-nya untuk Pasang Listrik Gratis Bagi Warga Prasejahtera
Robyaziz, Tim Leader K3 ULTG Jeneponto, menambahkan bahwa proses penurunan layangan yang tersangkut bukanlah pekerjaan mudah dan memerlukan peralatan serta keahlian khusus.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]