Pernyataan Tohom tak lepas dari sederet keberhasilan Indonesia dalam membangun berbagai Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), seperti PLTS Terapung Cirata di Jawa Barat yang diresmikan Presiden Joko Widodo pada 2023.
Dengan kapasitas mencapai 192 MWp, PLTS ini tercatat sebagai yang terbesar di Asia Tenggara dan ketiga terbesar di dunia.
Baca Juga:
Jadikan PLTN Salah Satu Ketahanan Energi Nasional, ALPERKLINAS Apresiasi Institut Teknologi PLN Bentuk Lembaga Nuklir Taraf Internasional GINEST
Proyek ini merupakan hasil kolaborasi PT PLN (Persero) dengan perusahaan energi terkemuka asal Uni Emirat Arab, MASDAR.
Selain Cirata, Indonesia juga memiliki PLTS Likupang di Minahasa Utara, Sulawesi Utara, yang mampu menyuplai listrik ke sekitar 15.000 rumah tangga dan menurunkan emisi gas rumah kaca hingga lebih dari 20 kiloton.
Di kawasan timur Indonesia, PLTS Oelpuah di Kupang, Nusa Tenggara Timur, telah menjadi penyumbang 4% dari kebutuhan listrik Pulau Timor.
Baca Juga:
Dukung Energi Bersih, ALPERKLINAS Apresiasi TOBA Lepas PLTU dan Fokus ke Proyek EBT 370 MW
Sementara itu, sektor industri juga tak mau ketinggalan. PLTS atap milik Coca-Cola Amatil Indonesia di Cikarang mencatat rekor sebagai yang terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas 7,2 MWp.
Tohom menekankan bahwa proyek-proyek ini bukan hanya penting dari sisi teknis energi, tetapi juga berdampak langsung terhadap pemberdayaan tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi lokal.
“PLTS Likupang, misalnya, menyerap hampir 900 tenaga kerja lokal saat konstruksi. Artinya, transisi energi tidak sekadar menyelamatkan bumi, tapi juga membuka lapangan kerja dan memberi penghidupan,” ujarnya.