Tohom yang juga Mantan Wakil Ketua Umum DPP Gempita (Generasi Muda Peduli Tanah Air) ini menambahkan bahwa peran komunitas lokal dan keluarga sangat penting dalam mencegah jatuhnya korban baru.
“Kita harus saling menjaga. Jangan hanya diam jika ada tetangga atau kerabat yang hampir menjadi korban. Berikan informasi yang benar bahwa program ini tidak berbayar.”
Baca Juga:
Utamakan Keselamatan Manusia, ALPERKLINAS Desak Pemerintah Buat Regulasi Wajib Audit Instalasi Listrik Gedung dan Fasilitas Umum
Ia juga meminta agar PLN menggencarkan sosialisasi dengan pendekatan yang lebih lokal dan langsung menyentuh masyarakat, terutama di daerah-daerah yang belum terjangkau informasi digital.
“Baliho di desa, pengumuman masjid, dan penyuluhan RT adalah contoh pendekatan yang selama ini dianggap kecil, padahal dampaknya besar dalam mencegah penipuan,” katanya.
Sebagai Ketua Umum ALPERKLINAS, Tohom menyatakan organisasinya akan terus menerima aduan dari masyarakat dan menyuarakan kepentingan konsumen listrik.
Baca Juga:
10 Persen dari Pengeluaran Rumah Tangga, ALPERKLINAS Imbau Pemerintah Beri Diskon Listrik untuk Dongkrak Konsumsi Masyarakat
Ia mendorong aparat penegak hukum untuk bertindak tegas terhadap pelaku penipuan yang mencemarkan program pelayanan publik.
Sebelumnya, Manajer Unit Layanan Pelanggan (ULP) PLN Tulungagung, Dhodhit Hari Seputro, menyatakan bahwa peremajaan meter oleh PLN tidak dikenai biaya.
“PLN tidak pernah mengeluarkan kuitansi semacam itu dan tidak pernah menarik uang dari pelanggan untuk program ini,” ujar Dhodhit kepada media lokal.