KonsumenListrik.WAHANANEWS.CO - Aliansi Lembaga Perlindungan Konsumen Listrik Nasional atau ALPERKLINAS menyatakan dukungan penuh terhadap pemanfaatan biomassa sebagai bahan bakar alternatif pembangkit listrik.
Dukungan ini sejalan dengan prinsip perlindungan konsumen, yakni memastikan pasokan energi bersih, terjangkau, dan berkelanjutan.
Baca Juga:
PLN EPI Galakkan Digitalisasi Biomassa, ALPERKLINAS Sebut PLN Komitmen Libatkan Masyarakat Lokal Dukung Energi Bersih
Ketua Umum ALPERKLINAS, KRT Tohom Purba, mengungkapkan bahwa pemanfaatan biomassa bukan sekadar menggantikan batu bara.
"Ini adalah langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil sekaligus melindungi konsumen dari fluktuasi harga listrik yang tinggi," ujarnya.
Tohom yang juga Pemimpin Redaksi Majalah Konsumen Listrik ini menambahkan bahwa metode cofiring yang diterapkan PLN EPI sangat cerdas karena memungkinkan penggunaan biomassa sesuai tipe boiler tanpa harus membangun PLTU baru.
Baca Juga:
Perkuat Rantai Pasok, PLN EPI Terapkan Digitalisasi Biomassa
"Strategi ini tepat karena menekan emisi sekaligus menjaga biaya listrik tetap stabil bagi konsumen," katanya.
Ia juga menyoroti peluang ekonomi dari pengembangan biomassa.
Limbah pertanian, limbah industri, dan tanaman energi yang sebelumnya kurang dimanfaatkan kini bisa menjadi sumber penghasilan bagi petani, pengusaha lokal, dan industri kecil.
Menurutnya, sinergi antara pemerintah, PLN, dan pelaku usaha swasta menjadi kunci agar ekosistem biomassa berjalan optimal.
Tohom juga menyoroti pentingnya edukasi konsumen.
"Masyarakat harus memahami bahwa transisi energi bukan sekadar jargon. Konsumen punya peran penting, mulai dari mendukung energi baru terbarukan hingga memilih tarif listrik yang lebih ramah lingkungan," jelasnya.
Ia menambahkan perspektif strategis lainnya. "Pengembangan biomassa membutuhkan kolaborasi lintas sektor dan mendorong regenerasi kepemimpinan di dunia usaha agar potensi energi baru terbarukan bisa dimaksimalkan," tuturnya.
Pemerintah, sambungnya, menempatkan biomassa sebagai elemen strategis dalam roadmap transisi energi menuju Net Zero Emission 2060 atau lebih cepat.
Target penurunan emisi Indonesia sebesar 358 juta ton CO2e pada 2030 masih realistis dengan kontribusi sektor energi yang sudah mencapai 147 juta ton pada 2024.
"Pemerintah juga sudah menyiapkan skema percepatan pemanfaatan sampah menjadi energi melalui revisi Perpres 35 Tahun 2018," katanya.
Sementara itu, PLN EPI terus mempercepat pemanfaatan biomassa sebagai bagian dari strategi transisi energi nasional.
"Tahun ini, target kami mencapai 3 juta ton biomassa, setara 3 persen dari volume batu bara PLN, yang berpotensi menurunkan emisi hingga 3,3 juta ton CO2e per tahun," ujar Direktur Utama PLN EPI, Rakhmad Dewanto.
Pemanfaatan biomassa dijalankan melalui program cofiring di 52 PLTU sesuai Permen ESDM No. 12 Tahun 2023, dengan tingkat cofiring disesuaikan tipe boiler mulai 10 persen hingga 70 persen.
"Cara ini menjadi langkah cepat menurunkan emisi tanpa membebani konsumen dengan pembangunan PLTU baru," pungkasnya.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]