KonsumenListrik.WAHANANEWS.CO - Aliansi Lembaga Perlindungan Konsumen Listrik Nasional (ALPERKLINAS) memberikan dukungan penuh terhadap rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) berkapasitas 100 gigawatt (GW) yang akan digarap oleh Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih di seluruh desa di Indonesia.
Ketua Umum ALPERKLINAS, KRT Tohom Purba, menegaskan bahwa proyek ini tidak hanya penting untuk memperluas akses listrik, tetapi juga strategis bagi ketahanan energi nasional.
Baca Juga:
Pulau Barrang Lompo Akhirnya Bebas Krisis Air, PLN Hadirkan Teknologi Desalinasi Tenaga Surya
“Memanfaatkan energi terbarukan secara masif seperti PLTS di setiap desa akan mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan memperkuat kemandirian listrik lokal,” ujar Tohom.
Tohom menambahkan, pembangunan PLTS yang melibatkan Kopdes Merah Putih juga menjadi peluang bagi ekonomi desa.
“Selain memenuhi kebutuhan listrik, ini membuka ruang bagi koperasi lokal untuk mengelola energi secara mandiri dan berpotensi menurunkan biaya listrik warga,” katanya.
Baca Juga:
PLN Gencarkan Strategi Baru Elektrifikasi, Terangi Daerah Terpencil Lewat Energi Lokal
Ia mengungkapkan pentingnya integrasi antara PLTS dengan sistem penyimpanan baterai, sehingga listrik tetap tersedia di malam hari.
Tohom yang juga Aktivis Perlindungan Konsumen Listrik ini mengatakan bahwa proyek PLTS 100 GW akan mendorong industri baterai nasional untuk berkembang, seiring kebutuhan penyimpanan energi yang meningkat.
“Dalam jangka panjang, ini bisa memperkuat pasar domestik dan ekspor, sekaligus memberi manfaat langsung kepada konsumen listrik di desa,” tambahnya.
Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi sebelumnya menegaskan bahwa pihaknya tengah mengkaji peran Kopdes Merah Putih dalam pembangunan PLTS. Menurutnya, desa dapat menjadi pusat ketahanan energi nasional sekaligus laboratorium energi baru terbarukan.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan desain besar PLTS 100 GW sedang dibangun untuk mendorong ketersediaan listrik bagi Kopdes Merah Putih.
Ia menambahkan, proyek ini membuka peluang pasar baterai domestik dan internasional, dengan kebutuhan hingga 392 GWh dalam negeri hingga 2034 dan potensi pasar internasional mencapai 3.500 GWh pada 2030.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]