KonsumenListrik.WAHANANEWS.CO, Jakarta - Aliansi Lembaga Perlindungan Konsumen Listrik Nasional (ALPERKLINAS) mengapresiasi langkah Uni Emirat Arab (UEA) yang menjadikan Indonesia sebagai pusat energi terbarukan di kawasan Asia Tenggara.
Hal ini dinyatakan oleh Ketua Umum ALPERKLINAS, KRT Tohom Purba, yang menilai bahwa keputusan UEA, melalui perusahaan energi bersih Masdar, merupakan bentuk kepercayaan global terhadap potensi energi hijau Indonesia.
Baca Juga:
MARTABAT Prabowo-Gibran Sebut Aglomerasi Jabodetabekjur Harus Lebih Kuat dari BKSP Jabodetabekjur yang Dibubarkan karena Gagal
“Kami melihat keputusan Masdar untuk menjadikan Jakarta sebagai hub regional adalah langkah strategis yang akan mendorong percepatan transisi energi bersih di Indonesia. Ini bukan hanya investasi ekonomi, tetapi juga investasi dalam keberlanjutan lingkungan,” ujar Tohom, Minggu(9/3/2025).
Masdar, perusahaan energi bersih berbasis di Abu Dhabi, UEA, telah menegaskan bahwa Indonesia menjadi pusat energi terbarukan di Asia Tenggara.
Perusahaan ini tengah mengembangkan sejumlah proyek penting, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata di Jawa Barat dan investasi dalam energi baru terbarukan di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Sebut Pemadaman Listrik yang Tak Terkendali Bisa Picu Kelumpuhan Ekonomi dan Kekacauan di Masyarakat
Tohom menilai bahwa keberadaan Masdar di Indonesia memberikan manfaat besar, baik dari segi teknologi maupun pengembangan sumber daya manusia.
“Kita harus melihat ini sebagai momentum untuk mempercepat pembangunan ekosistem energi hijau. Pemerintah dan pelaku industri harus memanfaatkan transfer teknologi yang bisa terjadi dengan kehadiran Masdar di Indonesia,” tegasnya.
Lebih lanjut, Tohom yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Komite Nasional LSM Indonesia (KN LSM Indonesia) menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, investor asing, dan masyarakat dalam pengembangan energi terbarukan.
Menurutnya, investasi ini harus diimbangi dengan regulasi yang mendukung keberlanjutan serta perlindungan terhadap kepentingan nasional.
“Kita harus memastikan bahwa kerja sama ini tidak hanya menguntungkan investor asing, tetapi juga membawa dampak positif bagi rakyat Indonesia. Pengelolaan energi bersih harus inklusif, dengan melibatkan masyarakat dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya energi terbarukan,” tambahnya.
Selain pengembangan tenaga surya, Masdar juga sedang mengkaji potensi pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) dan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dengan sistem pumped storage di Indonesia.
'Meski menghadapi tantangan topografi, studi kelayakan masih terus berlangsung.
Dengan semakin meningkatnya investasi dalam sektor energi hijau, Tohom berharap bahwa Indonesia dapat menjadi pemain utama dalam industri energi terbarukan global.
“Jika kita bisa mengelola ini dengan baik, bukan tidak mungkin Indonesia akan menjadi pemimpin energi terbarukan di kawasan, bahkan dunia,” pungkasnya.
[Redaktur: Mega Puspita]