"Jika dibandingkan dengan realisasi subsidi energi pada tahun-tahun sebelumnya, maka porsi subsidi untuk BBM dan LPG meningkat 75,47 persen atau Rp 36 triliun," tuturnya.
Sebaliknya, subsidi listrik justru mengalami penurunan sebesar 0,42 persen atau Rp 200 miliar.
Baca Juga:
Menteri BUMN Erick Thohir Tanggapi Isu Pasangan Calon Nomor Urut 2
Sementara itu, pemerintah telah menetapkan sasaran (target) subsidi energi untuk 2022 mencapai Rp 134 triliun.
Namun faktanya, berdasarkan data Kementerian Keuangan hingga April 2022, realisasi belanja subsidi energi telah mencapai Rp 34,8 triliun.
"Jumlah itu mengalami kenaikan dari capaian di periode yang sama tahun lalu sejumlah Rp 23,2 triliun, terdapat selisih lebih besar Rp 13,6 triliun," ungkap Defiyan.
Baca Juga:
Realisasi Subsidi Energi Tembus Rp157 Triliun, Tertinggi Sejak 2015
Atas fakta realisasi subsidi energi itu, maka Kementerian Keuangan pada 2022 menambah alokasinya menjadi Rp 74,9 triliun, dan telah disetujui oleh Badan Anggaran DPR.
Jumlah itu meliputi alokasi untuk subsidi BBM dan LPG sejumlah Rp 71,8 triliun dan Rp 3,1 triliun untuk subsidi listrik.
Dengan tambahan alokasi itu, maka jumlah anggaran yang ditujukan untuk subsidi BBM dan elpiji yang semula direncanakan sejumlah Rp 77,5 triliun naik menjadi Rp 149,3 triliun, dan sisanya untuk subsidi listrik sejumlah Rp 39,6 triliun.