Eropa khawatir, Rusia memanfaatkan pemeliharaan terjadwal sebagai dalih untuk membatasi pasokan gas Eropa lebih lanjut.
Jika demikian terjadi betulan, rencana mengisi penyimpanan untuk musim dingin akan rusak, dan krisis gas di “Benua Biru” akan semakin parah.
Baca Juga:
Ini 5 Negara Tidak Pernah Dijajah, Ada Tetangga Indonesia
Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck mengatakan, negaranya harus siap menghadapi kemungkinan jika Rusia menangguhkan aliran gas melalui Nord Stream 1 lebih lama dari yang dijadwalkan.
“Berdasarkan pola yang telah kita lihat, tidak akan terlalu mengejutkan sekarang jika beberapa detail teknis kecil ditemukan dan kemudian mereka bisa mengatakan 'sekarang kami tidak bisa menyalakannya lagi',” ujar Habeck.
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov menolak tuduhan yang menyebut bahwa Rusia memanfaatkan minyak dan gas sebagai alat untuk memberikan tekanan politik.
Baca Juga:
Hasil Survei: Warga Eropa Tak Yakin Ukraina Bisa Taklukkan Rusia
Peskov berujar, penutupan aliran gas karena pemeliharaan adalah kegiatan yang terjadwal.
Selain Nord Stream 1, ada jaringan pipa besar lainnya dari Rusia ke Eropa.
Namun, aliran gas dari pipa tersebut secara bertahap menurun, terutama setelah Ukraina menghentikan salah satu rute transit gas pada Mei dengan alasan adanya gangguan yang disebabkan pasukan pendudukan Rusia.