Energynews.id | Aliran gas ke Eropa dikabarkan bakal berhenti selama sepuluh hari.
Hal tersebut karena Pipa Nord Stream 1 sudah mulai melakukan pemeliharaan tahunan pada Senin (11/7/2022).
Baca Juga:
Ini 5 Negara Tidak Pernah Dijajah, Ada Tetangga Indonesia
Meski begitu, negara-negara dunia khususnya Eropa mengkhawatirkan hal tersebut.
Mereka khawatir penyetopan aliran gas akan dilanjutkan karena perang Rusia dan Ukraina yang masih berlangsung.
Perlu diketahui, Nord Stream 1 adalah pipa tunggal terbesar yang membawa gas Rusia ke Jerman.
Baca Juga:
Hasil Survei: Warga Eropa Tak Yakin Ukraina Bisa Taklukkan Rusia
Nord Stream 1 mengangkut 55 miliar meter kubik gas per tahun dari Rusia ke Jerman melalui bawah Laut Baltik.
Bulan lalu, Rusia memotong aliran gas hingga 40 persen dari total kapasitas pipa, dengan alasan keterlambatan pengembalian turbin yang diperbaiki oleh Siemens Energy Jerman di Kanada.
Kanada mengatakan pada akhir pekan bahwa pihaknya akan mengembalikan turbin yang diperbaiki, tetapi juga mengatakan akan memperluas sanksi terhadap sektor energi Rusia.
Eropa khawatir, Rusia memanfaatkan pemeliharaan terjadwal sebagai dalih untuk membatasi pasokan gas Eropa lebih lanjut.
Jika demikian terjadi betulan, rencana mengisi penyimpanan untuk musim dingin akan rusak, dan krisis gas di “Benua Biru” akan semakin parah.
Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck mengatakan, negaranya harus siap menghadapi kemungkinan jika Rusia menangguhkan aliran gas melalui Nord Stream 1 lebih lama dari yang dijadwalkan.
“Berdasarkan pola yang telah kita lihat, tidak akan terlalu mengejutkan sekarang jika beberapa detail teknis kecil ditemukan dan kemudian mereka bisa mengatakan 'sekarang kami tidak bisa menyalakannya lagi',” ujar Habeck.
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov menolak tuduhan yang menyebut bahwa Rusia memanfaatkan minyak dan gas sebagai alat untuk memberikan tekanan politik.
Peskov berujar, penutupan aliran gas karena pemeliharaan adalah kegiatan yang terjadwal.
Selain Nord Stream 1, ada jaringan pipa besar lainnya dari Rusia ke Eropa.
Namun, aliran gas dari pipa tersebut secara bertahap menurun, terutama setelah Ukraina menghentikan salah satu rute transit gas pada Mei dengan alasan adanya gangguan yang disebabkan pasukan pendudukan Rusia.
Di sisi lain, Rusia telah memotong pasokan gas sepenuhnya ke beberapa negara Eropa yang tidak memenuhi permintaannya untuk pembayaran dalam rubel.
“Beberapa bulan terakhir telah menunjukkan satu hal: (Presiden Rusia Vladimir) Putin tidak mengenal tabu. Oleh karena itu, penghentian total pasokan gas melalui pipa Nord Stream tidak dapat dikesampingkan,” kata Timm Kehler, direktur pelaksana asosiasi industri Jerman Zukunft Gas.
Ekonomi yang terancam
Jerman menaikkan status rencana darurat ke tingkat dua dari sistem tiga tingkat.
Bila statusnya dinaikkan lagi, alias masuk ke tingkat tiga, Jerman akan menjatah konsumsi bahan bakar.
Jerman juga memperingatkan resesi jika aliran gas Rusia dihentikan.
Pukulan terhadap ekonomi bila gas Rusia dihentikan bisa mencapai 193 miliar euro.
"Penghentian tiba-tiba impor gas Rusia juga akan berdampak signifikan pada tenaga kerja di Jerman. Sekitar 5,6 juta pekerjaan akan terpengaruh oleh konsekuensinya," kata Direktur Pelaksana VWB Bertram Brossardt.
Efeknya akan lebih luas lagi.
Penghentian total akan membuat harga gas Eropa, yang telah menyengat industri dan rumah tangga, akan semakin melambung dan berlangsung lebih lama.
Harga gas grosir Belanda, patokan Eropa, telah meningkat lebih dari 400 persen sejak Juli 2021.
“Jika Nord Stream terputus, atau jika Jerman kehilangan semua impor Rusia, maka efeknya akan terasa di seluruh Eropa barat laut,” kata Menteri Energi Belanda Rob Jetten.
Dalam sebuah wawancara dengan Reuters pada Kamis, Jetten mengatakan ladang gas Groningen Belanda masih dapat diminta untuk membantu negara-negara tetangga jika terjadi pemutusan total pasokan Rusia.
Tetapi, peningkatan produksi dari ladang gas tersebut akan berisiko menyebabkan gempa bumi.
Sementara itu, penghentian pasokan melalui Nord Stream 1 akan merugikan Rusia dan Eropa Barat karena akan kehilangan pendapatan. [jat]