Kedua anak muda ini berhasil mengungguli 50 tim dari 23 universitas dengan mengusung ide bisnis aplikasi Smart Farm Micro Climate Controller sebagai solusi untuk peternakan ayam agar lebih produktif dan efisien.
“Keunggulan aplikasi yang kami ciptakan adalah membantu peternak unggas agar dapat meningkatkan pendapatan mereka hingga 25%.
Baca Juga:
Kabar Pertalite Bakal Dihapus Picu Kekhawatiran, Pertamina Buka Suara
Aplikasi yang kami gagas ini juga memungkinkan peternak menjual ayam dengan harga lebih tinggi,” ungkap Ashab.
Selain itu, Chickin juga menghadirkan teknologi manajemen kandang, Chickin Smart Farm.
Peternak diberi kemudahan dalam memonitor kebutuhan pakan, pertumbuhan ayam, mengatur suhu dan kelembaban kandang, serta mencatat seluruh kegiatan administrasi perkandangan secara digital.
Baca Juga:
Rumah BUMN Pekanbaru Milik Pertamina Raih Penghargaan Internasional dari Global Business Magazine
Meski banyak yang meragukan ide mereka, Chickin pantang menyerah.
Mereka menganut prinsip growth hacker, menerobos sana-sini untuk mendapatkan investor. Upaya yang dilakukan Chickin tak sia-sia ketika mereka mendapatkan suntikan modal sebesar US$2,5 juta dari investor.
“Ini sama artinya startup kami bisa tumbuh hingga 2.000% dalam setahun,” ujar Ashab sembari menyebutkan modal awal membangun startup tersebut sekitar Rp 7 juta.