Konsumenlistrik.com I Rencana Indonesia Battery Corporation (IBC) untuk mengakuisisi saham pabrik mobil Jerman mendapat dukungan dari Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.
Bahlil menyebutkan langkah tersebut merupakan salah satu upaya untuk untuk menggaet investasi baterai mobil listrik ke Indonesia, selaian promosi dan memberikan kemudahan perizinan.
Baca Juga:
Siap Kembangkan Baterai Listrik di Tanah Air, Menteri BUMN Ajak PLN dan IBC ke China
"BUMN kan punya IBC, perusahaan untuk handle (urus) ekosistem baterai mobil dan mobil. Itu ada rencana mau akuisisi saham pabrik mobil di Jerman. Cuma dua kan caranya, kalau enggak bisa bangun, ya kita akuisisi," kata Bahlil seperti dilansir Antara, Minggu (19/12/2021).
Bahlil menegaskan meski mengambil langkah akuisisi, ia memastikan harganya tetap harus ekonomis dan prosesnya transparan.
Mantan Ketua Umum HIPMI itu menjelaskan upaya promosi juga tetap dilakukan, termasuk promosi dalam kemudahan perizinan investasi.
Baca Juga:
Ajak PLN dan IBC Kunjungi China, Menteri BUMN Ingin Jalin Kerjasama Baterai EV
Bahlil menyebutkan bahwa Indonesia memegang 22-24 persen cadangan nikel dunia. Kualitas kadar nikel Indonesia sebut dia, merupakan yang terbaik.
Selain itu, jarak lokasi tambang nikel Indonesia masih terhitung dekat ke pelabuhan sehingga ongkos produksinya jauh lebih ekonomis.
"Baterai mobil itu bahannya nikel, mangan, kobalt dan lithium. Dari empat itu, kita cuma tidak punya lithium. Jadi 85 persen bahan baku baterai mobil itu ada di negara kita. Makanya orang semua sedang obok-obok kita untuk kita ekspor barang ini. Kita enggak mau, " katanya.