Ia mengungkapkan pentingnya langkah ini untuk mengimbangi pertumbuhan penduduk dan ekonomi yang memicu peningkatan jumlah sampah.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menjelaskan bahwa pihaknya juga terus mendorong budaya pemilahan sampah dari rumah agar volume sampah dapat berkurang.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Imbau Masyarakat Lebih Melek Prosedur Pemindahan Tiang Listrik
“Target kami ke depan adalah mengurangi volume sampah dari 1.600 ton menjadi 1.400 ton per hari. Itu dilakukan dengan melibatkan masyarakat dalam memilah sampah dari awal,” kata Eri.
Pengolahan sampah dengan teknologi ramah lingkungan di Surabaya ini diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 2021 dan menjadi yang pertama di Indonesia.
Selain menghasilkan energi listrik, upaya ini juga berkontribusi pada pengurangan dampak lingkungan akibat penumpukan sampah.
Baca Juga:
Listrik Bersih Jadi Daya Tarik Buat Investor Asing, ALPERKLINAS Minta Dukungan Semua Pihak
Sebagai penutup, Tohom kembali menggarisbawahi pentingnya transformasi pengelolaan sampah menjadi energi di tingkat nasional.
“Kesuksesan Surabaya adalah langkah awal. Ini harus jadi dorongan bagi daerah lain untuk bergerak cepat dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat,” pungkasnya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]