Salah satu poin penting dalam Rencana Aksi Nasional Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAN KSB) 2009 - 2024 adalah peningkatan pemanfaatan produk kelapa sawit sebagai energi terbarukan dalam rangka ketahanan energi.
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Kementerian Pertanian Dedi Junaedi menyampaikan bahwa sejauh ini Kementerian Pertanian telah merilis setidaknya 759 sertifikat bagi perkebunan kelapa sawit, baik yang dikelola negara, swasta, maupun perkebunan rakyat.
Baca Juga:
Ubah Limbah Sawit jadi EBT, Pembangkit Biogas Ujung Batu-Riau Resmi Beroperasi
Menurut Ketua Asosiasi Biogas Indonesia Muhammad Abdul Kholiq, sertifikasi itu tentunya bermanfaat untuk meningkatkan keekonomian perkebunan kelapa sawit.
Sementara itu, Praktisi Bisnis Holding Perkebunan Nusantara Leonardo Alexander Renatus Pane mengatakan Perkebunan Nusantara mengelola 10 perusahaan yang akan diarahkan untuk memaksimalkan pemanfaatan limbah kelapa sawit.
Di area-area yang surplus pasokan listrik, pengolahan POME akan diarahkan untuk menjadi boiler co-firing dan produksi bio-CNG. Serupa dengan pendekatan ini, PT Dharma Satya Nusantara (DSN) sebagai salah satu industri yang menginisiasi pembangunan Bio-CNG di Indonesia juga menyeimbangkan pemanfaatan POME untuk kebutuhan listrik dan non-listrik sebesar 50:50.
Baca Juga:
PLN Berhasil Uji Coba Pembangkit Listrik Tenaga Biogas di Riau
POME memiliki potensi besar untuk memenuhi kebutuhan energi dalam negeri, baik listrik maupun non-listrik. Tak hanya itu, POME juga berperan penting dalam mitigasi gas rumah kaca dengan potensi reduksi emisi mencapai 42,6 juta ton karbon dioksida per tahun. [tum]