Konsumenlistrik.com | Bandara Soekarno-Hatta dipilih sebagai pilot project pengembangan ekosistem ramah lingkungan melalui penggunaan kendaraan listrik.
PT Angkasa Pura (AP) II tengah mengimplementasikan konsep bandara ramah lingkungan (eco-green airport).
Baca Juga:
AP II Prediksi Lonjakan Penumpang Mudik Lebaran 2024 di Bandara Soetta Terjadi 5 April
President Director AP II Muhammad Awaluddin menuturkan pihaknya telah menyusun masterplan penerapan konsep eco-green airport. Hal ini bertujuan untuk mencapai keseimbangan antara aktivitas operasional bandara dengan keberlanjutan lingkungan (sustainability).
"Kami meyakini kegiatan operasional kebandarudaraan bisa dan harus sejalan dengan prinsip-prinsip keberlanjutan guna mewujudkan bandara ramah lingkungan. Pengurangan emisi gas karbon di lingkungan bandara adalah salah satu fokus AP II," kata Awaluddin dalam keterangan tertulis, Selasa (22/2/2022).
Ia menambahkan penerapan konsep eco-green di Bandara Soetta merupakan dukungan AP II terhadap program pemerintah dalam menurunkan emisi karbon sebesar 29 persen di Indonesia pada 2030. Hal ini juga sejalan dengan program Global Net Zero Carbon Emission 2050 dari Airport Council International (ACI).
Baca Juga:
PLN Bekali Pelaku UMKM Babel Workshop Digital Marketing dan Public Speaking
Adapun untuk mewujudkan konsep ramah lingkungan, AP II menyediakan sepeda motor listrik roda tiga atau eMoped di Bandara Soetta. eMoped dapat digunakan untuk mobilitas di tiga jalur, yaitu area transit oriented development (TOD) - perkantoran - terminal Kargo. Kendaraan listrik tersebut diperuntukkan bagi pekerja yang bermobilisasi di tiga area tersebut, dan bisa juga digunakan oleh masyarakat umum.
AP II menetapkan sejumlah ketentuan bagi karyawan dan masyarakat yang ingin menggunakan eMoped, antara lain menggunakan helm dan memiliki SIM C. Sementara itu, kecepatan maksimal dari eMoped ini adalah 25 km/jam.
"Bandara Soekarno-Hatta yang merupakan bandara tersibuk dan terbesar di Indonesia, kami tetapkan sebagai lokasi pilot project pengembangan ekosistem transportasi berbasis listrik, sebelum nantinya ekosistem serupa dikembangkan juga di bandara-bandara AP II lainnya," tutur Awaluddin.