Konsumenlistrik.com | Melalui PLN Peduli, PLN UID Bali kembali menyalurkan bantuan program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) kepada petani modern "smart farming" di Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Badung.
Manager Komunikasi PLN UID Bali, I Made Arya, dalam keterangannya, Rabu, menjelaskan bantuan yang diberikan pada Senin (31/1) itu merupakan bagian dari komitmen PLN dalam mendukung pertanian di Bali.
Baca Juga:
Pemkot Jakarta Pusat Nilai Program Makan Bergizi Gratis Tingkatkan Gizi Siswa
“Kami mendukung penuh pengembangan inovasi di bidang pertanian salah satunya adalah Internet of Things untuk memudahkan para petani,” jelasnya.
Ia menyampaikan bantuan PLN untuk pengembangan pertanian green house
hidroponik dengan smart farming sebesar Rp30 juta ini telah dimanfaatkan untuk mengembangkan penggunaan teknologi Internet of Things yang sudah diaplikasikan oleh kelompok Petani Mimba Farm Pelaga Petang.
“Bantuan yang diserahkan berupa alat pengembangan IoT dan instalasi pemipaan untuk pertanian seperti sprinkle, pompa air, tandon air, alat pengukur kelembapan suh tanah, dan alat–alat pendukung lainnya,” terang Arya.
Baca Juga:
Perum Bulog Berikan Bantuan Alat Pertanian untuk Tingkatkan Produktivitas Petani Tebu Blora
Pihaknya berharap bantuan ini dimanfaatkan dengan baik, selain juga mampu untuk meningkatkan produktivitas hasil tani sehingga perekonomian makin membaik.
Ketua Kelompok PMK Mimba Farm I Wayan Mudita yang menerima bantuan ini menjelaskan bahwa manfaat yang disarankan setelah menggunakan Smart Farming (IoT) ini terdapat penghematan air sebesar 20 persen, peningkatan kapasitas produksi sebesar 10 – 15 persen serta efisiensi di sisi tenaga kerja hingga 20 persen.
“IoT ini dimanfaatkan untuk memudahkan kami sebagai petani hidroponik untuk penyiraman, pemupukan, mengatur suhu dan kelembapan bahkan dari jarak jauh,” ungkap Mudita.
Mudita menjelaskan dirinya memiliki manajemen tanam, sehingga dalam seminggu, misalnya, ingin 4 kali panen, maka akan dibuatkan rencana mulai menanam dan memanen sehingga rekanan dapat menentukan berapa kali mengambil sayur dalam seminggu.
“Jadi semuanya sudah terjadwal sehingga sayur – sayur premium kita sudah laku semua, dengan perkiraan omzet per bulan sebesar Rp 50 – 60 juta,” pungkasnya. [tum]