Konsumenlistrik.WahanaNews.co | PT PLN (Persero) berhasil merampungkan pembangunan empat infrastruktur kelistrikan senilai Rp 504 miliar di Kalimantan Barat. Keberadaan jaringan kelistrikan tersebut bakal meningkatkan kualitas pasokan listrik serta menekan biaya pokok penyediaan (BPP) listrik sebesar lebih dari Rp 15 Milyar per bulan.
General Manager Unit Induk Pembangunan Kalimantan Bagian Barat (PLN UIP KLB) Reisal Rimtahi Hasoloan menyebutkan empat infrastruktur tersebut yaitu Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kilo Volt (kV) Sanggau-Sekadau sirkit 2, SUTT 150 kV Sekadau-Sintang, Gardu Induk (GI) 150 kV Sekadau berkapasitas 30 Mega Volt Ampere (MVA), dan GI 150 kV Sintang berkapasitas 60 MVA.
Baca Juga:
Presiden Jokowi Tegaskan Pentingnya Kolaborasi Global untuk Kembangkan PLTA
“Pengoperasian empat infrastruktur kelistrikan ini ditandai dengan pengaliran listrik perdana dengan melakukan energize pada 17 dan 18 Juni 2022,” kata Reisal.
Reisal menjelaskan sebelumnya sistem kelistrikan di wilayah Sekadau dan Sintang masih bersifat isolated atau belum terhubung ke sistem kelistrikan lainnya. Selain itu sumber listrik utama di kedua kabupaten tersebut memiliki cadangan daya terbatas yang berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) setempat dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Sintang berkapasitas 3×7 megawatt (MW).
“Dengan beroperasinya jaringan transmisi dan gardu induk ini, maka listrik di wilayah Sekadau dan Sintang akan menjadi lebih andal dengan cadangan daya yang lebih besar. Hal tersebut karena listrik yang dihasilkan dari Sistem Kelistrikan Khatulistiwa dapat menyokong hingga ke wilayah tersebut. Sehingga apabila terjadi defisit daya atau gangguan kelistrikan, recovery yang dilakukan oleh PLN akan menjadi lebih cepat,” ungkap Reisal.
Baca Juga:
Kebutuhan Listrik Kereta Cepat Jakarta-Bandung, PLN Pastikan Aman
Jaringan transmisi Sanggau-Sekadau-Sintang ini membentang sepanjang 111,95 kilometer (km) yang melintasi 3 kabupaten, 7 kecamatan, 3 kelurahan, dan 18 desa di Kalimantan Barat. Listrik dari Sistem Kelistrikan Khatulistiwa itu terhubung melalui transmisi Tayan-Sanggau yang telah lebih dahulu beroperasi.
“Rata-rata nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) untuk dua jalur transmisi dan dua GI tersebut sebesar 75,65 persen,” tutur Reisal.
Selain menurunkan BPP listrik, beroperasinya SUTT 150 kV Sanggau-Sekadau-Sintang ini juga mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Sebanyak 4 PLTD di Sanggau dan Sekadau juga berhenti dioperasikan.
Langkah dedieselisasi PLTD itu juga sejalan dengan program pemerintah untuk meningkatkan bauran energi bersih dan untuk mencapai Carbon Neutral pada 2060.
Saat ini cadangan daya pada Sistem Khatulistiwa tercatat sebesar 197,4 MW. Cadangan daya tersebut dapat tersalurkan hingga ke Sekadau dan Sintang yang akan mendorong aktivitas perekonomian dan meningkatkan iklim investasi positif di kedua kabupaten. [tum]