Konsumenlistrik.com | Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir saat ini tengah melakukan transformasi besar-besaran di tubuh PT PLN (Persero).
Salah satunya dengan akan membentuk holding dan sub holding baik di pembangkitan (power plant) maupun beyond kWh di luar kelistrikan seperti internet.
Baca Juga:
Holding Sub-Holding PLN Beri Ruang Besar Bagi Perempuan, 7 Srikandi Jabat Posisi Penting
Menteri Erick menyampaikan, bahwa konsep transformasi PLN dengan membentuk holding dan sub holding di tubuh perusahaan mirip dengan yang ada di PT Pertamina (Persero) yang sudah dibentuk sub-sub holding.
Erick bilang, Pertamina dengan adanya holding dan sub holding cost structure dari masing-masing jenis usaha akan lebih terlihat dan angkanya tidak over lapping.
"Di Pertamina mirip, logistik jadi satu ekosistem, sehingga akan jauh efisien. Kilang dan Petrokomia juga satu kesatuan," ungkap Erick kepada CNBC Indonesia
Baca Juga:
Melalui Sub Holding Icon Plus, PLN Kembangkan Bisnis Internet hingga Digital Service
Selain menyerupai konsep Pertama, kata Erick, transformasi PLN juga melihat benchmarking dengan negara lain, ada Malaysia, Thailand, Korea Selatan, Amerika Serikat, Perancis.
Dengan transformasi ini, PLN ke depan akan lebih efisiensi, maka dari itu kata Erick, PLN sebagai holding akan fokus pada distribusi dan pemasaran listriknya. Kemudian untuk sub holding beyond kWh, di luar listrik. Infrastruktur lain.
"Digitalisasi seperti fiber optik, internet. Kebetulan PLN punya jaringan kabel itu, kenapa tidak create value sendiri untuk PLN. Dengan adanya sub holding, sama seperti Pertamina, akan terjadi transparansi dan efisiensi dengan cost-cost yang lebih jelas. Karena itu, dengan adanya sub holding ini kita melihat potensi yang baik," ungkap Erick.
Selanjutnya adalah sub holding power plant. Dalam melakukan transisi energi sub holding power plant atau sekumpulan pembangkit-pembangkit milik PLN akan sangat membantu, karena transisi energi ini memerlukan dana yang sangat besar.
"Kesempatan ini harus menjadi sebuah pemikiran, konsep dari bisnis model baru power plan ini. Selain mereka bisa melakukan rights issue, karena ini perlu ada investasi baru. bayangkan 15 Giga Watt itu perlu hampir US$ 20 sampai US$ 25 miiliar, itu kan berarti nggak mungkin kita ngutang lagi. Masak yang tadi PLN sudah utang Rp 500 triliun turun Rp 456 triliun tiba-tiba naik lagi jadi Rp 700 triliun, tidak akan kuat," tandas Erick. [tum]