“Dan terakhir, pemanfaatan workshop PLN NP Group untuk melayani kebutuhan internal,” imbuhnya.
Tidak hanya PLN NP, PLN Indonesia Power (PLN IP) pun berkomitmen menyukseskan program transisi energi nasional dengan terus meningkatkan kapasitas pembangkit EBT, dengan tetap memperhatikan TKDN.
Baca Juga:
Balai Kemenperin dan Pemda Fasilitasi Pemberian Sertifikat TKDN-IK
“PLN akan terus menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak demi ketersediaan energi bersih dan berkelanjutan untuk seluruh masyarakat Indonesia,” ungkap EVP Riset Innovation Engineering PLN Indonesia Power Suparlan.
Salah satu contohnya adalah apa yang dilakukan Indonesia Power lewat Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTM) Lambur di Pekalongan Jawa Tengah. Pembangkit dengan kapasitas 2×4 megawatt (MW) ini memiliki angka TKDN mencapai 81,64 persen.
“Angka 81,64 persen TKDN ini luar biasa. Tentunya kami tidak sendirian. Ini adalah kolaborasi kami dengan pelaku project maupun bisnis yang ada di dalam negeri. Terima kasih pihak-pihak terkait yang bisa mendukung sehingga TKDN 81,64 persen,” jelas Suparlan.
Baca Juga:
Pertamina Gunakan Tingkat Komponen Dalam Negeri Hingga Rp 374 Triliun Selama 2023
Tidak hanya dari segi pembangkitan, PLN Group juga mendorong TKDN dari sisi transmisi dan distribusi listrik. Seperti material kabel yang disuplai oleh salah satu mitra PLN di mana TKDN material transmisi saluran Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150-500 kV mencapai 70,06 persen dan Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) 150 kV yang mencapai 87,69 persen.
Sedangkan untuk TKDN material distribusi seperti Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) 20 kV yang mencapai 98,04 persen dan Saluran Kabel Tegangan menengah (SKTM) 20 kV mencapai 83,95 persen. Demikian juga untuk TKDN Saluran Kabel Tegangan Rendah (SKTR) 1 kV mencapai 99,82 persen dan Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) 1 kV mencapai 95,65 persen. [tum]