Konsumenlistrik.com | Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir akan melakukan transformasi besar-besaran di tubuh PT PLN (Persero). Yakni dengan membentuk holding dan sub holding di PLN.
Salah satu yang saat ini sedang direncanakan adalah upaya pembenahan anak usaha PLN itu, yakni PLN Batubara. Terdapat dua keputusan untuk PLN Batubara itu. Diantaranya adalah melakukan merger dengan memasukan PLN Batubara ke dalam sub holding atau ditutup secara permanen.
Baca Juga:
CEO Lecture: Sambut Era Electricity, PLN Siapkan Langkah Menuju Perusahaan Energi Masa Depan
"Tentu konsolidasi sub holding power atau pembangkit, ini nanti mengkonsolidasikan yang semua ada hubungan dengan turunan power plan, salah satunya PLN batubara. Yah bisa saja opsinya ada dua, ditutup atau dimerger," kata Menteri Erick dalam Konfrensi Persnya, Rabu (19/1/2022).
Atas rencana itu, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo menyampaikan bahwa atas arahan Menteri BUMN, Erick Thohir, pihaknya yang terpenting saat ini adalah melakukan review menyeluruh terkait dengan rantai pasok batu bara untuk pembangkit listrik milik PLN.
Dengan review itu, hal-hal yang kompleks dan berbelit bisa disederhanakan. Yang terang memang, suatu organisasi harus diubah agar proses bisnis rantai pasok ini bisa ubah yang tadinya tidak handal, penuh risiko jadi handal efisien dan efektif.
Baca Juga:
BPK Puji PLN Berhasil Lakukan Efisiensi dengan Tetap Menjaga Keandalan Pasokan Listrik
"Semua akan dilakukan termasuk salah satunya review bisnis proses legal operasional dan struktur organisasi maupun SDM untuk menuju arah likuidasi PLN Batubara agar bisnis proses lebih efisien dan efektif," ungkap Darmawan.
Bukan hanya soal PLN Batubara, berkenaan dengan transformasi PLN dengan pembentukan sub holding bukan merupakan proses liberalisasi sektor ketenagalistrikan. Hal ini, kata Dirut PLN Darmawan, lebih ke arah tantangan energi, disrupsi teknologi dan tantangan adanya krisis energi yang pernah dialami oleh PLN.
"Sehingga PLN harus mengubah organisasi yang lambat dan kompleks menjadi organisasi yang lincah dan dinamis yang mampu mengubah tantangan. Untuk itu, arahan pak Menteri (Erick Thohir), PLN diminta untuk petakan langkah atau mile stone dan progres menjadi organisasi baru," terang Darmawan di Kantor Kementerian BUMN, Rabu (19/1/2022).
Terkait dengan transformasi itu, PLN siap membuat laporan dalam dua minggu sekali. "Kami laporkan ada PMO harian, laporkan dua minggu sekali, tujuannya at the end of the year ini di finalisasi legal," kata Darmawan. [tum]