Konsumenlistrik.WahanaNews.co | Pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia perlu percepatan demi mewujudkan ketahanan energi dalam negeri.
Dukungan dari berbagai kalangan, termasuk pihak swasta, semakin menguat. Hal ini diharapkan dapat terus berlanjur agar transisi energi dan mitigasi pengendalian iklim berjalan dengan baik.
Baca Juga:
PLN Teken Kerja Sama Pendanaan Transisi Energi Bersama AIIB dan SMI
Salah satu dukungan berasal dari PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) Persero. Perusahaan tersebut menandatangani perjanjian pembiayaan untuk pembangunan Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM) Tongar kapasitas 2x3 MW yang berlokasi di Kabupaten Pasaman Barat Provinsi Sumatera Barat pada Rabu (7/9) di Gedung Sahid Sudirman Center, Jakarta.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi mengungkapkan pemerintah mengapresiasi upaya PT SMI dalam pendanaan proyek energi hijau. "Akan sulit rasanya bila proyek-proyek EBT hanya digarap oleh pemerintah mengandalkan alokasi APBN. Karena itu, langkah PT SMI ini jadi milestone model pendanaan proyek EBT di Indonesia," kata Agung ditemui di kantor Kementerian ESDM pada Kamis (8/9).
Agung menambahkan, dukungan PT SMI akan memacu pihak swasta lainnya memberikan pendanaan seruap terhadap proyek EBT di masa mendatang. Apalagi pendanaan merupakan salah satu tantangan utama dalam pengembangan ekonomi hijau. "Ini sangat bagus karena green economy butuh pendanaan besar," ungkapnya.
Baca Juga:
Di Sharm El-Sheikh, PLN Teken Kerja Sama Pendanaan Transisi Energi Bersama AIIB dan PT SMI
Proyek PLTM Tongar, sambung Agung, diharapkan menjadi salah satu bentuk implementasi pencapaian target bauran energi baru dan terbarukan (EBT) sebesar 23% di tahun 2025 sekaligus mendukung komitmen pemerintah untuk mencapai target Nationally Determined Contribution (NDC) pada tahun 2030 serta Net Zero Emission 2060.
Proyek PLTM Tongar sendiri menandatangani Perjanjian Jual Beli Listrik pada tahun 2017 dan ditargetkan beroperasi komersial pada awal tahun 2023. Pembangunan proyek tersebut diperkirakan menelan biaya investasi Rp200 miliar.
PLTM Tongar dimiliki dan dikembangkan oleh PT Optima Tirta Energy (OTE) yang merupakan joint venture dari NiX Co. Ltd (NiX), sebuah perusahaan yang bergerak di bidang rekayasa teknik dan infrastruktur serta Independent Power Producer yang berbasis di Toyama, Jepang, dan PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (NKE), perusahaan swasta terbuka konstruksi nasional dengan kode emiten DGIK.