Program electrifying agriculture merupakan komitmen PLN dalam mengimplementasikan nilai BUMN berupa amanah, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaborasi atau disingkat AKHLAK.
"Kami siap mendukung kebutuhan ketenagalistrikan on farm, off farm, dan pascapanen program Kementerian Pertanian khususnya Ditjen Hortikultura dalam hal pengembangan kampung hortikultura, penumbuhan UMKM hortikultura dan digitalisasi pertanian," kata Darmawan.
Baca Juga:
PLN Sebut Pelanggan Program "Electrifying Agriculture" Naik 25 Persen
Lebih lanjut, dia menyampaikan ada banyak kesan positif yang disampaikan para petani setelah mengikuti program electrifying agriculture terkhusus sektor hortikultura. Mesin pendingin, misalnya dibutuhkan pascapanen untuk menjamin kesegaran produk.
"Dengan begitu, produk pertanian lebih mampu bersaing. Petani menyatakan bisa menghemat biaya operasional, pekerjaan mereka menjadi lebih mudah dan produktif, hasilnya juga lebih banyak dan maksimal," ucap Darmawan.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan dukungan teknologi akan meningkatkan kualitas dan hasil pertanian, sehingga bisa menyejahterakan kehidupan mereka, apalagi didukung sumber daya alam yang melimpah di Indonesia.
Baca Juga:
Program Electrifying Agriculture PLN, Hingga September 2023, 230.555 Petani Naik Kelas
"Tentunya, hal ini harus didukung dengan hal yang paling penting, yaitu kerja sama dengan seluruh stakeholders termasuk dengan PLN pada kesempatan kali ini," ujarnya.
Di sisi lain, Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Prihasto Setyanto mengungkapkan bahwa kegiatan hortikultura tidak lepas dari listrik karena banyak kegiatan maupun aktivitas hortikultura membutuhkan tenaga listrik.
Menurutnya, aktivitas hortikultura yang dekat dengan listrik tidak hanya di kota, tetapi juga di desa, bahkan sampai ke pelosok daerah.