WahanaNews-Konsumenlistrik | Pada Minggu lalu, (7/5/2023), penyaluran tegangan listrik (Energize) untuk umpan tenaga listrik dari PLN (Backfeeding Power) jalur SUTET 275 kV Lumut Balai-Muara Enim ke PLTU Tanjung Lalang berhasil dilakukan dan dilanjutkan uji komisioning seluruh mesin/peralatan sebelum masuk ke tahap operasional.
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mulut Tambang Sumsel-8 atau yang dikenal PLTU Tanjung Lalang telah memasuki tahap uji coba operasi (Comissioning).
Baca Juga:
Dugaan Korupsi Dana Pensiun Bukit Asam, Kejati DKI Tetapkan 5 Tersangka
"Keberhasilan tahapan Backfeeding ini sangat penting untuk melaksanakan proses uji kapasitas andal bersih (NDC Test) yang diupayakan dapat selesai pada Juli 2023 untuk pembangkit Unit Pertama," kata Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk (PTBA), Arsal Ismail, dalam keterangan tertulis, Rabu (10/5/2023) melansir CNBC Indonesia.
Dia menjelaskan, PLTU Sumsel-8 merupakan bagian dari program pembangunan pembangkit Listrik 35.000 MW. Pembangkit ini menggunakan teknologi supercritical yang efisien dan ramah lingkungan.
Selain itu, PLTU Sumsel-8 menerapkan teknologi flue gas desulfurization (FGD) untuk menekan emisi gas buang. Teknologi FGD ini dapat mengurangi sulfur dioksida dari emisi gas buang pembangkit listrik berbahan bakar batu bara.
Baca Juga:
Pensiun Dini PLTU Pelabuhan Ratu Ada Ditangan Pemerintah
"PLTU diharapkan mencapai status Commercial Operation Date (COD) pada September 2023," ujar dia.
Lebih lanjut, Arsal menyebut, proyek PLTU Sumsel-8 memiliki nilai investasi mencapai US$ 1,68 miliar. Amandemen Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik atau Power Purchase Agreement (PPA) dan Coal Supply Agreement (CSA) untuk proyek PLTU berkapasitas 2x660 Megawatt (MW) ini telah ditandatangani PLN dan PTBA bersama PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP).
Seperti diketahui, PLTU ini dibangun oleh HBAP yang merupakan kerja sama strategis antara PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dengan China Huadian Hongkong Company Ltd (CHDHK).