Konsumenlistrik.com | PT. PLN (Persero) menyatakan kesanggupan untuk bekerja sama dengan Fakultas Teknik Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon untuk pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia berkualitas dan unggul.
"Kami berkeinginan untuk ikut mengembangkan dan meningkatkan kualitas SDM mahasiswa Fatek Unpatti terutama di bidang kelistrikan bagi para mahasiswa, apalagi Fatek Unpatti dikenal sebagai salah satu fakultas tertua di Indonesia timur dan melahirkan banyak ahli teknik berkualitas," kata Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara (Sulmapana) PT. PLN Adi Priyanto, di Ambon, Jumat.
Baca Juga:
Waspada Banjir, Ini Tips Amankan Listrik saat Air Masuk Rumah
Adi Priyanto bersama Direktur Produksi PT. PAL Indonesia Iqbal Fikri dan Direktur Utama PT Indonesia Power M Ahsin Sidqi dan beberapa pimpinan lain, juga Deputi I Kantor Staf Presiden (KSP0 Febry Calvin Tetelepta, diajak anggota Komisi VII DPR RI Mercy Chriesty Barends untuk bertemu pimpinan dan dosen Fatek Unpatti guna membicarakan berbagai peluang kerja sama yang dapat dilakukan.
Menurut Adi, semula hanya dirinya yang diajak oleh Anggota DPR RI Dapil Maluku itu untuk bertemu dengan Dekan Fatek Unpatti Pieter Th. Berhitu untuk membicarakan kemungkinan kerja sama.
Tetapi karena bersamaan sebagian besar pimpinan PLN, PT. PAL dan PT. Indonesia Power sedang berada di Ambon dalam rangka pengoperasian pembangkit listrik kapal atau Barge Mounted Power Plant (BMPP) Nusantara 1, di Desa Waai Pulau Ambon, sehingga akhirnya mereka semua diajak untuk ikut pertemuan tersebut.
Baca Juga:
Era Energi Terbarukan, ALPERKLINAS: Transisi Energi Harus Didukung Semua Pihak
Dia berharap rencana kerja sama itu dapat segera ditindaklanjuti dalam waktu dekat dengan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of understanding-MoU) oleh kedua belah pihak. "Setelah pertemuan ini akan ada tim dari PLN dan Fatek Unpatti yang akan membahas berbagai bentuk kerja sama yang akan dituangkan dalam MoU," katanya.
Dia memandang kolaborasi Fatek Unpatti dan PLN sangat strategis terutama untuk pertukaran ilmu pengetahuan, termasuk pengembangan riset dan inovasi energi baru terbarukan (EBT). "Kami mendengar Fatek Unpatti telah melakukan beberapa riset dan penelitian serta memiliki pilot proyek sistem energi baru terbarukan. Ini menarik untuk dikolaborasi.
Dia mengajak pihak Unpatti untuk berkolaborasi melakukan penelitian dan inovasi energi baru terbarukan, mengingat perusahaan tersebut diberi tanggung jawab oleh negara melakukan transisi energi dengan menerbitkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2021-2030.
RUPTL itu diklaim pemerintah paling hijau karena memuat porsi kapasitas pembangkit energi baru terbarukan (EBT) sebesar 51,6 persen atau 20,923 MW pada 2030.
Sedangkan menyangkut permintaan bantuan mesin untuk laboratorium dia Adi meminta disampaikan daftar kebutuhan, sehingga mesin-mesin bekas yang menumpuk bisa dibongkar kembali dan dipelajari lagi, dan sebelum dihapuskan asetnya bisa disumbangkan untuk menjadi sarana penelitian para mahasiswa.
"Memang kita harus minta ijin khusus karena mesin-mesin ini milik negara, sehingga bisa dihibahkan ke Fatek Unpatti. Begitu juga dengan peralatan teknik elektro, teknik listrik terapan, generator motor, juga PLTD bekas bisa dijadikan showcase pengembangan ilmu pengetahuan di fakultas tertua ini, dari pada dijadikan besi tua," ujarnya.
Sedangkan Dekan Fakultas Teknik mengaku saat ini seluruh sivitas sedang berada dalam sukacita perayaan dies natalis ke-52 fakultas tertua di Maluku itu yang akan berulang tahun pada 16 April 2022.
Menurutnya, seluruh bangunan fakultas tersebut dibangun oleh Rusia sejak tahun 1961 dan dialihkan dalam Unpatti pada tahun 1970. Dalam perkembangan hingga 52 tahun, ternyata kondisi bangunan kampus telah berusia tua dan mengalami banyak kerusakan, terutama paska konflik sosial 1999 banyak banyak peralatan laboratorium yang rusak dan perlu diganti dengan peralatan baru.
Pihaknya juga berkeinginan membangun masing-masing satu gedung perkantoran (tiga lantai), gedung perkuliahan (tiga lantai) dan gedung laboratorium (dua lantai) representatif dengan anggaran yang diperkirakan mencapai Rp98 miliar, agar bisa menampung mahasiswa yang jumlahnya saat ini hampir mencapai 3.000 orang.
"Total ruang kuliah yang ada saat ini sebanyak 16 unit dan sebagai besar dalam kondisi rusak berat tetapi masih tetap digunakan. Idealnya dibutuhkan 56 unit jadi masih kekurangan 40 unit. Sedangkan laboratorium ada 28 juga dalam kondisi rusak berat peralatannya, tetapi masih tetap digunakan untuk praktek mahasiswa dari empat program studi yang terbagi dalam 10 jurusan," katanya.
SDM dosen yang ada saat ini sebanyak 82 orang terdiri dari asisten ahli 25 orang, lektor 41 orang, lektor kepala 15 orang dan satu guru besar.
Fatek Unpatti, ujar Pieter pernah melakukan kerja sama dengan PLN pada tahun 2013, di mana sekitar 78 orang tenaga PLN cabang Ambon dan Maluku ditugaskan belajar di Fakultas tertua di Maluku itu, dan pada tahun 2021, dan 58 orang diantaranya sudah lulus menjadi sarjana.
Dia berharap rencana kerja sama kedua belah pihak dapat segera terealisasi demi pengembangan dan peningkatan kualitas lulusan fatek Unpatti di masa mendatang, serta dapat terserap di dunia kerja khususnya di PLN dan anak perusahaan maupun PT. PAL Indonesia. [tum]