Konsumenlistrik.WahanaNews.co - PT PLN siap menjadi trader karbon terbesar yang melantai di Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) yang telah diluncurkan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo di Main Hall PT Bursa Efek Indonesia (BEI).
"Sejak peluncuran IDXCarbon pekan lalu, PT PLN (Persero) akan segera melantai ke bursa karbon Indonesia. Dengan potensi yang dimiliki, PLN akan menjadi trader terbesar di bursa karbon Indonesia dengan membuka setara hampir 1 juta ton CO2," kata Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dalam keterangan persnya, dikutip Selasa (3/10/2023).
Baca Juga:
Jaga Pilkada Serentak, PLN UID Jabar Siagakan Lebih dari Empat Ribu Personil
Dia mengatakan, PLN Group siap menjadi garda terdepan dalam upaya penurunan emisi melalui peran aktif dalam bursa perdagangan karbon di Indonesia. Upaya tersebut merupakan wujud komitmen perseroan dalam melakukan transisi energi di tanah air.
"Kami terus mendukung Pemerintah untuk mengembangkan ekosistem perdagangan karbon. Beberapa 'pilot project' telah kami lakukan sehingga hari ini, sistem perdagangan karbon bisa dilakukan," katanya.
Bukti keseriusan PLN dalam memimpin perdagangan karbon di Indonesia adalah dengan mendapatkan Sertifikat Penurunan Emisi (SPE) pertama di Indonesia melalui mekanisme non konversi dengan mekanisme internasional.
Baca Juga:
Gendeng Indomobil, PLN Icon Plus Siap Kolaborasi Wujudkan Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik
Dengan dasar itu, PLN menyatakan akan segera melantai di bursa karbon dengan penurunan emisi terbesar. Tidak hanya terdaftar di bursa, PLN juga melakukan perdagangan karbon secara langsung dengan melingkupi 3 dari 4 aspek perdagangan karbon.
Ketiga aspek itu adalah perdagangan emisi secara langsung, 'offset' emisi secara langsung, dan perdagangan 'offset' melalui bursa. Terlebih lagi, PLN sudah memiliki platform PLN Climate Click di mana aktivitas perdagangan karbon, baik perdagangan emisi dan 'offset' emisi, sudah mulai dilakukan sejak 8 September 2023 lalu.
"Saat PLN masuk bursa nanti, kami akan langsung menjadi pemilik SPE dengan penurunan emisi terbesar. Kami juga akan meluncurkan aplikasi PLN Climate Click yang sudah siap digunakan untuk 'carbon trading' yang belum dimiliki perusahaan lain," imbuhnya.
Unit pembangkit berbahan bakar gas pertama di Indonesia, lanjut dia, pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) Blok 3 Muara Karang akan memimpin langkah pembangkit PLN masuk ke bursa karbon.
PLTGU ini telah memiliki SPE gas rumah kaca (GRK) dari Kementerian LHK dan tercatat berhasil menurunkan karbon dioksida setara hampir 1 juta ton pada tahun 2022.
Sementara PLTGU Blok 3 Muara Karang telah menggunakan 100 persen bahan bakar gas yang telah diregasifikasi dari LNG pada 'Floating Storage and Regassification Unit' (FSRU) dengan menggunakan suplai LNG.
PLTGU ini juga dilengkapi dengan teknologi gas turbin terbaru dan paling efisien yang menggunakan metode 'Combine Cycle'.
PLN saat ini tidak hanya menyediakan listrik tetapi menghadirkan energi yang rendah emisi. Hal itu bersumber dari pembangkit energi baru terbarukan.
"Kami membangun skenario transisi energi yang ambisius melalui 'Accelerated Renewable Energy Development' secara agresif dengan menambahkan porsi pengembangan energi terbarukan hingga 75 persen pada 2040 dengan 25 persen diantaranya dari gas alam.
[Redaktur: Mega Puspita]