Penyerahan batako tersebut dilakukan secara simbolis dari EVP HSSE ke General Manager Unit Induk Pembangunan Sumatera Bagian Tengah, Alland Asqolani untuk digunakan sebagai bahan konstruksi PLTA Masang.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Sumatera Barat Herry Martinus mengapresiasi upaya PLN dalam menjaga lingkungan dan mengurangi emisi. “PLN sebagai BUMN terdepan ikut berperan aktif menjaga bumi dan menjadi salah satu dari sedikit perusahaan dan instansi yang memperingati Hari Bumi di Sumatera Barat,” ujar Herry.
Baca Juga:
Momen Hari Bumi, PLN Tegaskan Komitmen Bisnis Berkelanjutan
Ia optimistis program tanggung jawab sosial dan lingkungan yang dijalankan PLN dapat bersinergi dengan program pemerintah Sumatera Barat untuk mengatasi berbagai persoalan lingkungan hidup.
PLN juga menggelar program tanggung jawab sosial-lingkungan untuk petani tebu di Bukittinggi. PLN Unit Induk Wilayah (UIW) Sumatera Barat memberikan bantuan berupa elektro motor untuk kilang tebu yang dikelola kelompok tebu inovatif di Kabupaten Agam.
General Manager PLN UIW Sumatera Barat, Toni Wahyu Wibowo, mengatakan mesin listrik seharga Rp 121 juta itu menggantikan mesin diesel yang selama ini digunakan oleh petani tebu. Menurut Toni, ada 200 pabrik pengolahan tebu di daerah Matur dan Canduang yang masih menggunakan captive power.
Baca Juga:
Momen Hari Bumi, PLN Tegaskan Komitmen Bisnis Berkelanjutan
“Peralihan menggunakan mesin bermotor listrik ini akan membuat penggilingan tebu menjadi lebih modern dan berteknologi canggih sehingga produksi meningkat,” kata Toni. Peralihan ke mesin listrik juga akan mengurangi tingkat kehilangan hasil atau susut panen yang masih tinggi.
Peralihan itu menjadi bentuk penerapan electrifying agriculture yang selama ini terbukti mampu meningkatkan hasil produksi. Juga, mengurangi polusi yang dihasilkan oleh mesin diesel. Dengan peningkatan produksi itu, otomatis penghasilan pengusaha ikut bertambah.
“Harapan kami ke depan para pengusaha penggilingan tebu seluruhnya semakin terbuka wawasan serta pengetahuan untuk beralih dari pola pengolahan tebu yang konvensional menjadi modern dengan mekanisme penggerak gilingan tebu berbasis listrik yang lebih menguntungkan dan bebas polusi udara,” ungkap Herry.