Konsumenlistik.com | Pembentukan dua sub holding PT PLN (Persero) sejatinya buntut dari krisis batu bara PLN akibat tidak terpenuhinya pasokan batu bara dalam negeri untuk kebutuhan pembangkit.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mewacanakan akan membentuk Holding dan dua sub holding di PT PLN (Persero).
Baca Juga:
Holding Sub-Holding PLN Beri Ruang Besar Bagi Perempuan, 7 Srikandi Jabat Posisi Penting
Dua sub holding yang direncanakan itu diantaranya Sub Holding Ritel. Sub holding ini hanya akan fokus mengurusi pelayanan ritel seperti konsumen listrik. Ketika fokus konsumen listrik PLN akan dilayani secara baik.
Yang kedua, adalah Sub Holding Power atau pembangkit. Sub holding ini akan fokus pada pembangkit baik batu bara, energi terbarukan seperti solar, air geothermal dam lainnya.
Dengan dibentuknya sub holding di tubuh PLN, apakah akan ada untungnya atau malah menambah birokrasi yang akan menambah beban PLN?
Baca Juga:
Melalui Sub Holding Icon Plus, PLN Kembangkan Bisnis Internet hingga Digital Service
Ahli Transisi Energi sekaligus Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa menyampaikan bahwa, rencana pembentukan sub holding di PLN akan membuat konsolidasi bisnis di bawah PLN menjadi lebih baik ketimbang saat ini.
Sehingga, unit-unit bisnis akan bekerja dengan fokus dan membuat PLN lebih lean untuk menghadapi tantangan bisnis kelistrikan ke depan.
Yang terpenting. "Pertimbangan struktur holding PLN seharusnya sudah melalui kajian matang oleh konsultan. Walaupun demikian, sebaiknya Kementerian BUMN menjelaskan kelayakan teknis-ekonomis pembentukan sub-holding ini, sehingga jelas untuk publik," terang Fabby dilansir dari CNBC Indonesia, Selasa (18/1/2022).
Tak hanya itu, Kementerian BUMN perlu memperhatikan bahwa pembentukan sub-holding ini harusnya bisa meningkatkan pemanfaatan akses bersama jaringan listrik dan kemudahan investasi di bidang kelistrikan dengan energi terbarukan.
"Apakah bisa menurunkan tarif listrik? bukan dari struktur sub-holding tapi dari bauran energi dan efisiensi pengusahaan. Ini jadi PR. Harapan saya pemerintah mendorong efisiensi lewat kompetisi di sisi pembangkitan. Dengan demikian ada efisiensi dan penurunan biaya produksi listrik," ungkap Fabby.
Dengan adanya sub holding di tubuh PLN, menurut Fabby, kelak anak perusahaan PLN akan memiliki kewenangan lebih besar untuk melakukan investasi. Sehingga tidak bergantung kepada holding yakni PLN.
"Jadi dengan demikian biaya investasi lebih efisien dan efektif yang bisa bermuara pada biaya capex yang lebih rendah dan biaya produksi listrik yang lebih kompetitif," tandas Fabby. [tum]